LANGIT7.ID-, Surabaya- - Haul Akbar 1 Abad Syaikhona Kholil digelar hari ini, Jumat (11/4/2025) di Masjid Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan, Madura. Serangkaian acara telah disiapkan pada haul salah satu ulama besar Indonesia ini.
Sering disebut juga Muhammad Syaikh Kholil bin Abdul Latif. Dia seorang ulama besar, kharismatik asal Bangkalan, Madura. Syaikhona Kholil dikenal masyarakat khususnya di Madura dan umunya seluruh Indonesia sebagai ulama besar atau guru besar ulama, bapak pesantren Indonesia.
Syaikhona Kholil juga dikenal sebagai pelopor nasionalisme santri Indonesia dan pejuang kultural yang aktif berkontribusi dalam gerakan nasionalisme dalam membina dan memberdayakan masyarakat dalam bidang agama, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan politik di abad 1800-an.
Syaikhona Kholil lahir di Kampung Senenan, Kemayoran, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur pada Rabu malam Kamis 9 Safar 1225 H atau 25 Mei 1835 M.
Dia lahir dari pasangan KH Abdul Latif dan Nyai Hj Siti Khadizah dalam penelusurannya nasab ayah dari Syaikh Kholil ini sampai pada Said Sulaiman cucu dari Sunan Gunung Djati Cirebon Syaikh Syarif Hidayatullah dan terus nyambung sampai pada Rasulullah Saw.
Baca juga:
Haul 1 Abad Syaikhona Kholil Bangkalan, Berikut Rangkaian AcaranyaBanyak versi mengenai tanggal kelahiran Syaikhona Kholil, tetapi yang akurat dan yang terupdate yaitu sesuai dengan tanggal di atas. Tanggal kelahiran tersebut ditemukan pada bukti manuskrip dari tulisan tangan Syaikhona Kholil sendiri.
Sementara untuk tanggal wafatnya, belum ada tanggal yang benar-benar akurat, walau di media dan dibeberapa buku sudah dinyatakan ada tanggal wafatnya. Saat ini Tim Kajian Akademik beserta Yayasan Syaikh Kholil sedang dalam pengkajian perihal tanggal yang pasti.
Semangat kebangsaannya tumbuh lewat proses panjang mulai dari menimba ilmu di Pondok Pesantren Langitan Tuban, Pondok Pesantren Cangaan Bangil, Pondok Pesantren Darussalam Kebon Candi Sidogiri Pasuruan, hingga Ponpes Salafiyyah Safi’iah Stail.
Pada 1843 ia belajar ke Makkah kepada syaikh Ahmad Khotib Abdul Ghoffar, Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Usman bin Hasan Ad-Dimyati, Syaikh Ahmad bin Zayni Ad-Dahlan Al-Hasani, Syaikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki dan Syaikh Abdul Hamid bin Mahmud As-Syahwani.
Syaikhona Kholil merupakan ulama besar yang berhasil membimbing dan membina para santrinya dan masyarakat umum untuk cinta tanah air dengan semangat nasionalisme, keimanan yang kuat sebagaimana selogan yang ia ciptakan, Hubbul Wathon Minal Iman bahwa membela tanah air merupakan Sebagian dari iman.
Dalam kontribusinya, Syaikh Kholil tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja pada santri-santrinya, tetapi juga mengajari dan membina santrinya untuk menjadi pelopor perjuangan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
Beberapa murid atau santri dari Syekhona Kholil di antaranya sudah dikokohkan sebagai pahlawan nasional yaitu diantaranya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan KH As’ad Syamsul Arifin.
Dikukuhkannya para santri Syekh Kholil tersebut karena perjuangannya dulu pada saat melawan penjajahan belanda yang terkenal dengan Resolusi Jihadnya.
Selain dari tiga murid di atas yang sudah dikokohkan sebagai pahlawan nasional, sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar antara lain KH Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah.
Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru walau tidak secara resmi pada Syaikhona Kholil Bangkalan (Fuad Amin Imran dalam bukunya Syakihona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama, hal.17-177).
Mengutip
NU Online, ada tiga peran penting Syaikhona Kholil dalam kehidupan manusia, yaitu bidang agama, pesantren, dan negara.
Pertama, bidang agama.
Syaikh Kholil sebagai rujukan ulama Indonesia bahkan dunia serta menjadi penghubung ulama Indonesia dan Haramain. Disebutkan bahwa Syaikh Kholil berhasil melahirkan ulama sekaligus pemimpin besar dengan beragam keahlian.
Di antara muridnya ialah Kiai M Hasyim Asy’ari yang terkenal di bidang hadits, Kiai Wahab Chasbullah dalam pergerakan politik dan negara, Kiai Bisri Syansuri di bidang fiqih, dan Kiai Romli di bidang tasawuf.
Syaikhona Kholil sosok yang sangat peduli terhadap penyebaran ilmu keagamaan. Hal ini ditunjukkan dari tulisan Syaikh Kholil di berbagai bidang seperti tauhid, fiqih, nahwu-shorof, tajwid, tafsir, dan akhlak.
Kedua, dunia pesantren.
Jaringan pesantren di nusantara sebagian besar intisab (ikrar) kepada pesantren Syaikhona Kholil. Tidak hanya itu, berkat Syaikh Kholil hingga kini pesantren mampu bertahan di segala zaman meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Kontribusi Syaikh Kholil dalam mengembangkan kurikulum pesantren. Dalam merekatkan pesantren dan tasawuf, Syaikh Kholil intisab (ikrar) kepada Syekh Khotib Syambas melalui baiat Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandi dan bisa diterima di berbagai pesantren.
Ketiga, peranan Syaikh Kholil dalam kehidupan negara banyak melahirkan santri yang menjadi pejuang bahkan ditetapkan menjadi pahlawan.
Secara langsung tidak bisa melihat perjuangan Syaikh Kholil dalam kemerdekaan tahun 1945 karena ia wafat tahun 1925. Tetapi, kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan sangat jelas dan nampak.
Syaikhona juga sangat memberi pengaruh kepada para muridnya termasuk ketika Soekarno dan Hos Tjokroaminoto datang ke kediaman Syaikh Kholil. Gus Awis mengisahkan, saat itu di hadapan Soekarno, Syaikh Kholil berkata bahwa Soekarno akan menjadi tokoh besar.(
diolah dari berbagai sumber)
(ori)