LANGIT7.ID-Jakarta; Tren terbaru di internet ini lagi nggak bisa dihindari di media sosial: gambar-gambar tokoh terkenal dalam kemasan mainan plastik lengkap dengan properti khas mereka… selamat datang di meme figur aksi AI.
Meski figurin ini nggak nyata, hasil gambarnya terlihat sangat realistis berkat generator gambar dari ChatGPT, dan sekarang sudah ramai berseliweran di platform kayak TikTok sampai LinkedIn.
Kamu bisa lihat "mainan" Lionel Messi lengkap dengan bola dan trofi, atau versi karikatur mantan Presiden AS Donald Trump bareng topi MAGA dan papan bertuliskan "tariffs". Bahkan ada juga selebriti yang bikin versi diri mereka sendiri. Contohnya, aktris Brooke Shields sempat ngepost versi boneka dirinya yang dilengkapi anjing mini dan kit kerajinan tangan ke 2,5 juta followers-nya di Instagram.
Nggak cuma seleb, pengguna biasa juga banyak yang ikut bikin versi boneka diri mereka sendiri, cukup unggah foto ke generator gambar ChatGPT dan jadi deh hasilnya seperti figurin pribadi dalam kemasan.
Meski terlihat seru dan lucu, tren ini memunculkan pertanyaan soal hak cipta dan risiko ngasih data biometrik ke perusahaan AI.
Layanan ini memang gratis, tapi pengguna harus daftar dulu ke platform gambar yang digunakan, yang sekaligus bikin nama OpenAI makin dikenal sebagai raja teknologi AI untuk konsumen — meski di sisi lain juga makin banyak menyedot data pengguna.
Menurut Anais Loubere, pakar media sosial dan pendiri agensi Digital Pipelettes, tren ini bisa viral karena jadi tonggak baru dalam teknologi gambar AI.
Sebelum tren figur aksi ini, internet juga sempat ramai dengan karya seni AI bertema Studio Ghibli — studio animasi Jepang pemenang Oscar lewat film Spirited Away — yang banyak diposting pengguna ChatGPT versi berbayar akhir Maret lalu.
Ahlem Abidi-Barthe, dosen pemasaran digital, bilang salah satu kekuatan tren-tren ini adalah karena bisa dibuat personal.
"Itu bikin konsumen merasa bangga sama diri sendiri," katanya.
Tren Ghibli dan figur aksi AI juga menyentuh sisi nostalgia masa kecil, yang bikin penyebarannya makin cepat dan viral.
CEO OpenAI Sam Altman bahkan sempat pamer kalau perusahaannya dapat satu juta pengguna baru “dalam satu jam” sejak layanan gambar ini dibuka gratis.
ChatGPT juga sempat jadi aplikasi paling banyak diunduh di dunia pada bulan Maret, ngalahin TikTok dan Instagram, menurut data dari Appfigures.
Isu Hak CiptaTapi, para seniman asli mulai protes karena karya mereka ditiru oleh AI tanpa bayaran atau kredit. OpenAI, contohnya, nggak punya lisensi dari Studio Ghibli untuk bikin karya bertema mereka.
Sejumlah perusahaan AI generatif, termasuk OpenAI, sekarang lagi digugat di AS karena pelanggaran hak cipta. Tapi sejauh ini belum ada keputusan hukum final.
Perusahaan AI ngotot bilang mereka tetap patuh hukum, tapi mereka juga menolak ngasih tahu karya apa saja yang mereka pakai buat melatih sistem mereka.
Selain itu, ada juga biaya lingkungan yang harus dibayar atas "keajaiban AI" ini, seperti yang disinggung oleh astronot Prancis, Thomas Pesquet.
Setiap prompt teks di ChatGPT pakai 2,9 Wh listrik — atau 10 kali lebih banyak dari satu pencarian Google. Kalau gambar, lebih boros lagi.
Ada juga risiko dari pengguna yang unggah foto diri mereka, bahkan foto orang-orang dekat atau kenalan, serta data pribadi lainnya.
"Kalau orang ngunggah selfie atau prompt ke generator AI, sebenarnya mereka lagi ngasih data pribadi ke perusahaan yang tujuannya nggak jelas. Gambar kamu itu data, dan data itu punya nilai," kata Joe Davies, pakar teknologi dari agensi SEO Inggris Fatjoe.
Loubere memprediksi tren figur aksi AI ini nggak bakal bertahan lama.
"Tren-tren kayak gini memang cepat basi. Begitu kamu lihat figurin AI ke-50 di LinkedIn atau Instagram, ya itu tandanya udah bosen," ujarnya.
(lam)