LANGIT7.ID-, Jakarta - - Berbagai cara dilakukan oleh para pelaku kecurangan demi bisa lolos
Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)
Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Di sisi lain, panitia
Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) melakukan berbagai upaya demi menjaga integritas UTBK.
Salah satu yang dilakukan oleh panitia SNPMB yaitu menemukan para pelaku
kecurangan untuk ditindaklanjuti, diantaranya dengan menginterogasi mereka. Hal ini untuk mengetahui modus pelaku apakah merupakan tindakan individual yang bersangkutan saja, atau apakah ada jaringan dari luar.
"Sekadar informasi, saya tidak menyebutkan dimana tapi info salah satu dari 13 (Pusat UTBK), panitia dan polisi sempat menggerebak hotel yang didapat sebagai alamatnya, cuma telat beberapa (waktu). Pelaku sudah bubar, pelaku sudah keburu pergi tapi perlengkapan masih ada di ruangan, kabel diguntingi," ungkap Ketua Umum SNPMB
Eduart Wolok.
Hal tersebut disampaikan Eduart dalam Konferensi Pers SNPMB: Kecurangan yang Terjadi Selama Pelaksanaan UTBK 2025 Sesi 1 hingga Sesi 12, Selasa (29/4/2025).
Melihat hal tersebut, Eduart mengatakan adanya dugaan bahwa Tindakan curang yang dilakukan peserta UTB ini disinyalir melibatkan jaringan.
"Ini bisa saja terjadi. Akhirnya dengan apa yang kami temukan hari ini, seperti ada kaitan dengan informasi yang kami dapatkan di tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Eduart juga memaparkan mengenai modus yang digunakan para peserta UTBK sangat beragam. Misalnya saja di Pusat UTBK
Universitas Diponegoro (Undip), panitia menemukan peserta menyimpan kamera dan handphone di dalam ciput hijab.
"Kamera dipasang di ciput, transmitter diduga dipasang di kuncir rambut dan alat bantu dengar dipasang di telinga dengan ukuran sangat kecil. Masa iya untuk ngecek harus buka hijab. Haruskah kami setidakpercaya itu dengan anak-anak kita," kata Prof Eduart.
Untuk kamera dalam ciput hijab ketahuan oleh panitia melalui pemeriksaan menggunakan metal detector. Sedangkan kamera yang disimpan di behel, ditemukan berdasarkan kecurigaan pengawas.
Temuan lainnya yaitu di Pusat UTBK
Universitas Jember (Unej), di mana pelanggaran melibatkan orang dalam yang memasang perangkat sebagai proxy untuk menghubungkan PC peserta dengan jaringan eksternal.
"Penggeledahan oleh Tim Pusat UTBK Unej yang menemukan perangkat proxy yang disembunyikan dalam kardus printer di atas lemari," ungkapnya.
Kemudian, panitia menemukan modus kecurangan dengan menggunakan kacamata khusus.
Dijelaskan Eduart bahwa kacamata memang bisa lolos pemeriksaan dengan metal detector. Namun sayang, kali ini bukan kacamata biasa melainkan kacamata khusus dimana di balik kacamata terdapat
microphone.
(lsi)