Jack Draper Tumbang, Casper Ruud Juara Mutua Madrid Open dan Bawa Pulang Uang 16,8 Miliar

LANGIT7.ID-Madrid; Jack Draper, petenis nomor satu Inggris, gagal meraih gelar pertamanya di turnamen ATP Tour di lapangan tanah liat setelah dikalahkan Casper Ruud dalam final Mutua Madrid Open yang seru.

Draper yang berusia 23 tahun kalah dengan skor 7-5, 3-6, 6-4 di ibu kota Spanyol tersebut. Awal yang mengesankan membawanya unggul lebih dulu di set pertama, sebelum Ruud asal Norwegia bangkit dari ketertinggalan 3-5 untuk memenangkan set pembuka.

Setelah emosinya meluap di kursi pemain, Draper berhasil pulih dan menyamakan kedudukan, memastikan gelar ditentukan lewat set penentuan. Namun, servisnya mendapat tekanan berat, dan Ruud—yang dua kali menjadi finalis French Open—berhasil memecah servis Draper untuk unggul 3-2 sebelum menutup pertandingan dan meraih gelar ATP Masters pertamanya.

"Olahraga ini kejam, tapi aku akan terus berusaha. Aku yakin kekalahan ini akan membuatku lebih baik," kata Draper.

Meski kecewa karena gagal menjadi juara, ia dapat melihat sisi positif dari penampilan impresifnya selama dua pekan di turnamen kunci menjelang French Open akhir bulan ini. Sebelumnya, Draper tak pernah melampaui perempat final di turnamen level tur di lapangan tanah liat. Pada Senin depan, ia akan mencapai peringkat tertinggi baru dalam kariernya, yaitu nomor lima dunia.

"Aku tahu Jack tampil sangat bagus sepanjang tahun, jadi aku harus membawa permainan terbaikku. Jack adalah pemain yang luar biasa," kata Ruud yang berusia 26 tahun.


Draper Buktikan Diri sebagai Ancaman di Tanah Liat

Meski akhirnya tak bisa membawa pulang trofi, penampilan Draper di Madrid membuktikan bahwa ia adalah pemain yang patut diperhitungkan di segala jenis lapangan.

Draper lama diprediksi akan mencapai puncak tenis putra, dengan Andy Murray bahkan mengatakan tahun lalu bahwa ia yakin petenis kidal ini punya potensi menjadi nomor satu dunia suatu hari nanti. Prediksi itu muncul setelah Draper memenangkan gelar ATP pertamanya di lapangan rumput Stuttgart dan menjadi petenis nomor satu Inggris.

Sejak itu, ia terus menunjukkan perkembangan pesat. Setelah berusaha keras mengatasi masalah fisik yang menghambatnya di awal karier profesional, Draper membungkam kritik dengan tiga kemenangan lima set beruntun di Australian Open bulan Januari. Yang lebih penting, itu meningkatkan keyakinannya sendiri.

Ia mencapai final Doha di turnamen berikutnya, lalu meraih pencapaian penting lainnya—gelar Masters pertamanya di turnamen bergengsi Indian Wells di lapangan keras.

Draper datang ke Madrid dengan keyakinan bahwa permainannya bisa bersinar di kondisi lapangan tanah liat yang lebih dinamis akibat ketinggian ibu kota Spanyol. Ia membuktikannya dengan melaju ke lima pertandingan awal tanpa kehilangan satu set pun.

Servisnya menjadi senjata utama, didukung pukulan forehand yang memaksa lawan bertahan di belakang garis dasar dan menghasilkan pukulan-pukulan keras. Namun, menghadapi Ruud selalu menjadi tantangan berat.

Petenis peringkat 15 dunia itu adalah salah satu pemain tanah liat terbaik dan membuktikannya dengan permainan gigih. Kemenangan Ruud didukung oleh efektivitas servis pertamanya (81% poin dimenangkan) serta ketahanan fisiknya.

"Tidak ada kelemahan dalam permainan Jack," kata Ruud, yang akan kembali masuk 10 besar dunia pada Senin. "Aku yakin ia akan semakin sulit dikalahkan di tanah liat. Ia akan jadi ancaman. Langit adalah batasnya."

Ruud, yang akan naik ke peringkat 7 dunia berhasil membawa pulang hadiah uang sebesar 16,8 miliar Rupiah setelah menang di Madrid. Dengan total kariernya sudah melebihi 370 miliar Rupiah, ia jelas tak perlu khawatir soal keuangan.

Ruud kini akan melanjutkan momentumnya di Italian Open, dengan babak utama tunggal putra dimulai Rabu depan. Sebagai salah satu unggulan, ia baru akan bertanding di akhir pekan. Ia pernah menjadi semifinalis di Roma pada 2020, 2022, dan 2023, meski tahun lalu tersingkir lebih dini di babak kedua.(*/saf/bbc/tennis365)