LANGIT7.ID, Jakarta - Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. 12,9 persen populasi muslim atau lebih dari 200 juta jiwa muslim ada di Indonesia. Hal itu semestinya bisa membuat Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang besar di dunia dengan ekonomi Islam.
Sayangnya, menurut data State of Global Islamic Economy aset keuangan syariah di Indonesia baru menduduki posisi ke-8 se-dunia. Padahal, rata-rata dalam angka konsumsi produk halal, Indonesia menduduki peringkat pertama. Artinya Indonesia punya potensi besar namun potensi itu justru bisa dimanfaatkan bukan oleh Indonesia sendiri.
Ekonomi Islam di Indonesia, kendati masih dalam tahap perkembangan. Berusaha digenjot oleh berbagai pihak agar dapat bangkit. Menanggapi kondisi itu, Prof. H. Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., Ph.D atau akrab disapa Ustadz Abdul Somad (UAS) menegaskan, dengan bangkitnya ekonomi Islam, fiqih atau ilmu yang mengatur berbagai aspek kehidupan seorang muslim, bisa terlaksana dengan sempurna.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Islam harus selalu didorong. Tidak hanya agar memberi untung bagi seorang muslim, namun juga dalam rangka melaksanakan perintah Allah dalam aspek ekonomi. Selain itu, ekonomi islam bukanlah semata pelaksanaan ekonomi yang eksklusif untuk umat Islam saja. Tapi harus mampu inklusif bagi siapapun apapun agama dan bangsanya. Sehingga melalui ekonomi Islam, dapat terwujud rahmat bagi seluruh Alam, Rahmatan lil 'Alamin.
Wartawan Langit7.id Muhammad Rifai Akif berkesempatan mewawancarai Ustadz Abdul Somad seputar ekonomi Islam. Berikut kutipan wawancaranya:
Ekonomi Islam mulai bergeliat, namun Bank Syariah hari ini belum sebanyak Bank Konvensional, bagaimana seorang Muslim harus bertindak? Terlebih bagi mereka yang bekerja masih berkaitan dengan riba.Rasulullah SAW menegaskan: Allah melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan dengannya, kedua saksinya, dan penulisnya, lalu beliau bersabda, mereka semua itu adalah sama (HR. Muslim).
Itulah hukum orang yang terlibat dengan riba apapun posisinya adalah tidak boleh kecuali pilihannya cuma dua, mati atau riba, maka tidak boleh pilih mati. Tapi kalau pilihannya gaji besar atau kecil, maka pilihlah gaji yang tidak ada kaitan dengan riba.
Selanjutnya, memang tidak bisa langsung tiba-tiba ada Bank Syariah.
Perlu diketahui, bank syariah itu hanya ada di Indonesia, di negara lain biasanya namanya Islamic Bank. Dulu zaman orde baru anti dengan nama Islamic, Hanya karena mendengar nama Islamic Bank, maka langsung tidak boleh. Kemudian kalau Bank Syariah boleh.
Kemudian bank-bank konvensional diberi waktu 16 tahun untuk membuka divisi syariah, setelah berkembang dan berhasil maka bisa memisahkan diri menjadi Bank Syariah, seperti yang kita lihat saat ini.
Poinnya, itulah cara untuk membantu terwujudnya bank syariah, dari bank konvensional. Karena selain Bank Muamalat sisanya muncul dari Bank Konvensional.
Nah, kemudian pertanyaannya bagaimana itu kan dari bank konvensional?. Bank syariah adalah uangnya diputar secara syariah, mudharabah, murabahah, bagi hasil, secara syar'i. Akhirnya terbentuklah menjadi Bank Syariah.
Jadi bank syariah yang ada sekarang, sudah digodok oleh lembaga khusus bernama DSN, Dewan Syariah Nasional. Jadi sudah tidak perlu ragu lagi, bank syariah yang ada, itu legal, halal dan juga syar'i.
Terkait kebangkitan ekonomi syariah, bagaimana pendapat UAS? mengingat kekuatan pemilik modal mayoritas masih non muslim.Nabi Muhammad SAW ketika meninggal dunia, baju perangnya digadaikan ke seorang Yahudi sebanyak 30 sha' gandum. 1 sha' itu 3 kilo, jadi 30 sha' sama dengan 90 kilo gandum.
Dalam kasus ini, para sahabat tidak ada yang mempertanyakan, mengapa digadaikan ke seorang Yahudi. Karena Rasul mengajarkan boleh bermuamalah dengan selain muslim.
Artinya jika urusannya bisnis seperti jual beli, gadai menggadai, pinjam meminjam, selama yang dipakai aturan islam, kita boleh berbisnis dengan siapa saja, termasuk dengan selain muslim.
Justru dengan seperti ini akan meninggikan derajat Islam, banyak yang masih mengira Islam hanya mengurus fiqih seputar masalah haid, najis dan sebagainya. Padahal ada namanya fiqih muamalah yang mengatur gadai-menggadai, pinjam-meminjam, murabahah, mudharabah, bagi hasil, itu semua akan terlaksana dengan bangkitnya ekonomi Islam.
Artinya jika urusannya bisnis seperti jual beli, gadai menggadai, pinjam meminjam, selama yang dipakai aturan islam, kita boleh berbisnis dengan siapa saja, termasuk dengan selain muslim.
"Kita boleh berbisnis dengan siapa saja, termasuk dengan selain muslim. Justru dengan seperti ini akan meninggikan derajat Islam, banyak yang masih mengira Islam hanya mengurus fiqih seputar masalah haid, najis dan sebagainya. Padahal ada namanya fiqih muamalah yang mengatur gadai-menggadai, pinjam-meminjam, murabahah, mudharabah, bagi hasil, itu semua akan terlaksana dengan bangkitnya ekonomi Islam."
Ekonomi syariah saat ini kira-kira baru tumbuh di angka 7 persen. Masyarakat Islam di Indonesia ibadahnya sudah syariah, tapi ekonominya banyak yang belum syariah, sungguh sangat disayangkan.
Suatu kali saya ceramah di bank rakyat di Malaysia, bank-nya besar. Dahulu namanya Bank Rakyat yang diolah secara konvensional. Sekarang namanya Islamic Bank Rakyat, dan diolah secara syariah. Nasabahnya tetap banyak bahkan bertambah, dan rata-rata non muslim. Saya sempat tanya ke salah satu nasabah kenapa tetap jd nasabah. Jawabannya ternyata karena untungnya lebih besar dari yang sebelumnya diolah secara konvensional.
Jadi kalau ditanya apa untungnya bank syariah, ini salah satu contoh nyatanya lebih menguntungkan dibandingkan yang diolah secara konvensional. Maka umat Islam gunakanlah perbankan syariah apapun merknya.
Kita lihat belakangan muncul fenomena hijrah dan meningkatnya geliat keislaman di masyarakat urban. Tak hanya di Indonesia bahkan juga di Barat. Bagaimana ustadz melihat fenomena ini?Islam kata Nabi Muhammad SAW "kamu akan menguasai konstantinopel," maka sudah, al-Fatih tahun 1453 M. Tapi ada satu yang belum dari perkataan Nabi, "kamu akan menguasai Rum," Rum itu Romawi atau Eropa.
Bernard Lewis seorang Sejarawan Yahudi, mengatakan bahwa Islam akan menguasai Eropa tahun 2050. Sama seperti jika kita tahu rumah kita akan dikuasai oleh orang lain dalam waktu tertentu. Maka dimunculkanlah yang dinamakan Islamophobia. Ditambah lagi ada analisa Samuel Huntington, seorang ilmuwan politik Amerika, yang mengatakan ada benturan budaya barat dan timur, yang seolah-olah menjelaskan Islam tidak cocok dengan budaya barat.
Tapi apapun yang menjadi benturan, Islam menguasai Eropa adalah sebuah keniscayaan, dan yang sudah meneliti adalah orang Yahudi, Bernard Lewis.
Apa yang menjadi alasan Islam bisa menguasai Eropa?. Menurut analisa Bernard Lewis karena pertumbuhan populasi.
Orang Islam banyak anak, orang Eropa tak mau punya anak. Kalau Islam prinsipnya banyak anak banyak rejeki, orang Eropa ada seks bebas, penyakit Aids, dampak LGBT, kena penyakit kelamin, malah lebih cepat meninggal. Akhirnya membuat populasi berkurang dan kalah.
Dua, banyak orang Eropa menemukan hikmah dari Al-Quran dan Hadits. Semakin majunya teknologi dan perkembangan ilmu medis, akan semakin banyak terkuak hikmah dari sebuah ayat Al-Quran dan hadis yang belum seutuhnya terjawab. Ke depan akan bertambah lagi hikmah yang terkuak dari kemajuan teknologi, ilmu medis, geologi, astronomi.
Di Eropa sekarang ini sudah banyak yang masuk Islam, dari yang sebelumnya membenci Islam, salah satunya karena hikmah ilmiah yang terkuak dari Al-Quran dan Hadis yang ada 14 abad yang lalu, tapi relevan dengan kondisi saat ini. Padahal Nabi pun termasuk yang buta huruf, tapi semua hadits baginda Rasul, banyak yang baru terjawab hikmah ilmiahnya.
Insya Allah Islam akan bangkit menguasai Eropa sesuai janji perkataan nabi Muhammad, "Yaman, Syam, Konstantinopel, dan Rum," semua sudah kecuali Rum atau Eropa. Insyaallah akan dikuasai umat Islam dan dengan catatan tanpa perang, tanpa tombak dalam riwayat yang ada.
Wallahu A'lam.(jqf)