LANGIT7.ID–Jakarta; Upaya menjaga lingkungan kini semakin dekat dengan kehidupan pesantren. Di salah satu pesantren di Bandung, integrasi antara nilai agama dan aksi ekologi dilakukan secara nyata oleh para santri hingga alumninya.
Pengurus pesantren, Silvie Fauziah menjelaskan bahwa aktivitas keseharian para santri diatur dengan jadwal yang rapi. “Para santri memiliki jadwal yang rapih, dimana pagi hari hingga siang hari bersekolah, sore hari diajarkan peduli terhadap lingkungan, dan malam harinya lanjut mengaji,” ujarnya, dikutip Minggu (24/8/2025).
Silvie juga menambahkan bahwa setelah lulus, para alumni tetap melanjutkan pola hidup serupa dengan menggabungkan aktivitas bertani dan kegiatan keagamaan. “Untuk alumni, pagi hingga sore hari menjadi petani, ada yang petani sayur, sawah, ada juga peternak sapi, domba, lalu ketika malam hari seminggu sekali tepatnya di malam Jumat, mereka berkumpul untuk mengaji, seperti fiqih yang tentu bereratan dengan lingkungan,” lanjutnya.
Praktik ini menunjukkan bagaimana tradisi pesantren mampu melahirkan kesadaran ekologis sekaligus menguatkan nilai spiritual. Pendekatan tersebut sejalan dengan dorongan para tokoh agama agar isu lingkungan mendapat perhatian serius di masyarakat.
Pendakwah muda, Habib Husein Ja’far Al Hadar dalam kesempatan berbeda menegaskan pentingnya pesan agama untuk mendorong kesadaran ekologis. “Green lifestyle dengan agama memberikan penjelasan yang kontekstual berdasarkan visi yang ramah lingkungan. Sedangkan agama kita, Islam dibangun oleh kesadaran yang peduli terhadap lingkungan,” ujar Habib Ja’far.
Menurutnya, peran tokoh agama bisa menjadi kunci agar isu ekologi sampai ke masyarakat luas. “Saya kira, perlu sebulan sekali, khutbah Jumat berisi isu lingkungan, kesadaran akan menjaga lingkungan karena masyarakat kita lebih mempan kalau yang nasihatin para ulama, para tokoh-tokoh agama,” ungkapnya.
Acara ini mengemuka dalam forum Eco-Talk: Faith in Action – Greening the Earth through Spiritual Responsibility yang diselenggarakan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/8). (*/bil/NU Online)
(lam)