LANGIT7.ID-Jakarta; Di sela pelaksanaan
APEC High-Level Dialogue on Cultural and Creative Industries (HLD-CCI) 2025 yang tengah berlangsung di Gyeongju, Republik Korea, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melangsungkan pertemuan bilateral dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang (MEXT), H.E. Toshiko Abe. Pertemuan ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Menteri Kebudayaan ke Korea Selatan, yang juga dimanfaatkan untuk mempererat kerja sama dengan negara-negara strategis.
Dalam pertemuan ini, kedua menteri menegaskan kembali bahwa kebudayaan merupakan fondasi utama dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Jepang. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik 65 tahun yang lalu, keduanya sepakat bahwa budaya menjadi landasan yang memperkuat kerja sama di berbagai bidang.
Menbud Fadli dalam kesempatan tersebut memaparkan perkembangan mengenai kebijakan kebudayaan Indonesia, khususnya terkait komitmen pemerintah dalam menempatkan budaya sebagai salah satu pilar utama pembangunan nasional. Pembangunan Indonesia kini menempatkan kebudayaan bukan hanya sebagai warisan, melainkan juga sebagai sumber daya strategis untuk memperkuat identitas bangsa sekaligus mendorong daya saing di tingkat global.
Salah satu isu penting yang dibahas adalah tindak lanjut Protokol Repatriasi terkait ekskavasi, pengumpulan, dan pemulangan kerangka tentara Jepang yang gugur di Indonesia pada masa Perang Dunia II. “Kami membahas tindak lanjut Protokol Repatriasi terkait ekskavasi, pengumpulan, dan pemulangan kerangka tentara Jepang yang gugur pada PD II, melalui operasi lapangan dan penelitian bersama,” ujar Menbud Fadli dalam keterangannya, Kamis (28/8/2025).
Selain itu, pertemuan bilateral ini juga membuka ruang luas bagi kerja sama di bidang lain, antara lain pelindungan warisan budaya, pengurangan risiko bencana terhadap cagar budaya dan arsip, serta transformasi digital dalam pengelolaan budaya.
Tak hanya itu, Menbud Fadli dan Menbud Toshiko Abe juga sepakat untuk mendorong pertukaran seniman serta generasi muda sebagai bagian dari diplomasi budaya. Pertukaran ini diharapkan dapat mempererat hubungan antarkedua negara, memperluas pemahaman lintas budaya, dan menciptakan ruang kolaborasi kreatif yang dapat memberi dampak positif bagi perkembangan industri kreatif di kedua negara.
Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan dalam pertemuan bilateral ini, antara lain Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti, serta Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri, Anindita Kusuma.
Pertemuan bilateral ini menegaskan kembali peran penting kebudayaan sebagai penghubung yang mampu melampaui batas-batas geografis dan politik. Dengan semakin kuatnya kolaborasi Indonesia–Jepang di bidang kebudayaan, kedua negara bertekad memperdalam persahabatan serta memperluas kerja sama yang bermanfaat bagi masyarakat.
(lam)