LANGIT7.ID-, Jakarta - -
Hard skills dan
soft skills harus menjadi bekal generasi penerus bangsa karena dengan soft skills para murid bisa bertransformasi ke berbagai hal.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen),
Abdul Mu'ti, menekankan bahwa pendidikan harus meningkat secara kualitas sehingga bisa menghasilkan generasi yang berkualitas.
Menurut Menteri Mu'ti, tidak semua hal akan dipelajari di sekolah, oleh karena itu para murid harus dibekali kemampuan untuk bisa mengikuti perubahan zaman.
"Dengan kemampuan
soft skills murid bisa memiliki bekal untuk melihat dunia yang berubah, bertahan di dunia yang berubah, dan belajar hal baru yang tidak diajarkan di sekolah," kata Abdul Mu'ti dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/9/2025).
Baca juga: Peluncuran Program Pengembangan SMK 2025, Perkuat Kualitas Pendidikan Vokasi IndonesiaDirektorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat kompetensi
guru vokasi agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta mendukung terciptanya lulusan pendidikan vokasi yang adaptif, kompeten, dan berdaya saing global.
Penguatan Kompetensi Guru VokasiMenteri Mu'ti juga menekankan bahwa SMK ke depan harus memperkuat
soft skills, salah satunya dengan pembelajaran mendalam. Pendekatan mendalam merupakan sebuah pendekatan pembelajaran partisipatif ketika murid belajar dan terlibat untuk menemukan atau menciptakan ilmu.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran itu adalah bagian dari pembelajar. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan partisipatif, yakni guru menjadi bagian dari proses pembelajaran yang ada. SMK adalah satuan pendidikan yang diharapkan tidak hanya menyiapkan SDM yang terampil, tetapi juga yang bisa menciptakan lapangan kerja baru dengan kemampuan yang mereka pelajari di bangku SMK.
"Kalau Anda ingin memperbaiki peradaban suatu bangsa, maka perbaikilah pendidikan. Apabila Anda ingin memperbaiki pendidikan, maka perbaikilah yang ada di dalam kelas. Pembelajaran mendalam memperkuat soft skills itu bagaimana mereka bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan kreatif," terang Mu'ti di hadapan 248 guru vokasi/kejuruan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menuturkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk menyelaraskan kompetensi guru dengan kebutuhan industri. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan keterampilan profesional, teknis kejuruan, serta memperkuat aspek pedagogik, kepemimpinan, dan kewirausahaan para guru.
Baca juga: Kemendikdasmen Latih Siswa SMK di Jakarta dalam Meningkatkan Literasi DigitalPeningkatan Kompetensi Guru (Upskilling dan Reskilling) ini diharapkan akan semakin mendekatkan lulusan vokasi dengan yang dibutuhkan dunia kerja dan dunia usaha (DUDI), sehingga bisa memastikan lulusan SMK akan semakin cepat terserap oleh DUDI.
Oleh karena itu, guru vokasi harus terbuka dan belajar. Melalui inisiatif ini, diharapkan kualitas pembelajaran akan meningkat dan kemitraan yang kuat antara dunia pendidikan dan dunia kerja dapat terjalin.
"Pendidikan vokasi adalah tulang punggung dalam menyiapkan SDM yang siap kerja dan terampil. Jika guru semakin kuat kompetensinya, maka kualitas pembelajaran di kelas semakin meningkat dan hasilnya lulusan vokasi akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja," ucap Tatang.
Pelaksanaan program ini manfaatnya dirasakan seluruh peserta, salah satunya adalah Muhammad Fawzi, guru SMKN 1 Karawang. Fawzi menuturkan bahwa guru SMK perlu untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zamannya. Dengan adanya pelatihan ini, Fawzi bisa mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan pada proses pembelajaran di sekolahnya.
Baca juga: Revitalisasi SMK Dirancang untuk Generasi Mandiri dan Kreatif, Bukan Hanya Pencari Kerja"Kalau di sekolah kan terbatas sehingga kita butuh pelatihan-pelatihan semacam ini untuk upgrade ilmu. Dengan ilmu terbaru ini kita juga bisa menyiapkan lulusan-lulusan SMK yang benar-benar terampil baik sesuai kompetensi yang diambil maupun soft skills," terang Fawzi.
Dalam rangkaian ini, Mendikdasmen juga berkesempatan untuk meninjau sarana praktik yang digunakan untuk pelatihan upskilling dan reskilling yang dilanjutkan dengan peresmian sarana praktik pembangkit listrik tenaga surya.
(lsi)