LANGIT7.ID–Jakarta; Otoritas Pemerintah Yerusalem memperingatkan bahwa penggalian yang terus dilakukan oleh otoritas Israel di sekitar Masjid Al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem bisa menyebabkan sebagian bangunan masjid tersebut runtuh, seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Dalam wawancara dengan WAFA, penasihat Pemerintah Yerusalem, Marouf al-Rifai, “memperingatkan agar Israel menghentikan penggalian lama maupun baru di bawah Masjid Al-Aqsa, terutama yang berkaitan dengan pembuatan terowongan yang menghubungkan beberapa lokasi permukiman ilegal,” dikutip Rabu (29/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa penggalian tersebut berpotensi menghancurkan sejumlah situs bersejarah Palestina seperti rumah tua dan sekolah kuno, serta memengaruhi kondisi tanah di bawah Masjid Al-Aqsa yang dapat mengancam kestabilan pondasinya. “Penggalian ini tidak memiliki metodologi ilmiah dan merupakan pelanggaran terhadap status quo. Ini membuktikan bahwa kegiatan tersebut murni bermotif politik,” ujar al-Rifai seperti dikutip WAFA.
Al-Rifai juga mengatakan bahwa pasukan Israel menyerbu pintu masuk kota dan membagikan surat perintah pembongkaran yang menargetkan bengkel serta pabrik yang memproduksi logam dan furnitur.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk membangun jalan baru, bundaran, dan jembatan yang akan menghubungkan persimpangan Anata dengan pos pemeriksaan Hizma.
Ia menambahkan, otoritas Israel berupaya menghapus seluruh bangunan milik warga Palestina yang berada di sepanjang rute proyek itu dengan berbagai alasan, seperti tidak memiliki izin atau berada terlalu dekat dengan tembok pemisah.
Pelanggaran yang Terus BerlanjutSebelumnya pada Kamis, sekelompok pemukim Israel kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dengan pengawalan ketat tentara Israel.
Saksi mata menyebut puluhan orang memasuki kompleks masjid secara berkelompok dan melakukan tur yang dinilai provokatif.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel memperketat pengamanan di gerbang dan sekitar kompleks Al-Aqsa dengan menambah jumlah polisi dan pasukan militer untuk mengawal aksi masuk para pemukim.
(lam)