LANGIT7.ID-, New York - Kemenangan Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York City melambangkan hal yang lebih besar dari sekadar pertarungan politik. Terpilihnya Zohran dinilai melambangkan perubahan dari tradisi lama sekaligus menjawab kritik para Islamofobia.
Mamdani seorang Muslim Syiah yang dibesarkan dalam keluarga lintas agama, telah memikat hati warga New York City.
Meskipun menghadapi serangan dan kritik Islamofobia atas sikap anti-Zionisnya, kejujuran dan empatinya tetap mendapat tempat di hati para pemilih, dan menjadikannya sebagai sosok wali kota bersejarah.
Keyakinannya, baik pribadi maupun politik, berakar pada orang-orang yang memilihnya.
Baca juga: Menang Pemilu, Zohran Mamdani Jadi Muslim Pertama Pimpin New YorkDalam cuplikan pidato yang beredar di media sosial, Zohran tampak penuh semangat menyampaikan bahwa di New York terdapat lebih dari 1 juta orang penganut Islam. Ia memastikan tidak ada lagi Islamofobia dan siapapun bisa memenangkan pemilihan umum.
Ia menggambarkan kemenangannya sebagai anugerah bagi para pekerja kerah biru yang berjuang untuk bertahan hidup. "New York, malam ini Anda telah menyampaikan mandat untuk perubahan," katanya seraya bersumpah untuk "bangun setiap pagi dengan satu tujuan tunggal: Untuk membuat kota ini lebih baik bagi Anda daripada hari sebelumnya."
Lebih dari 2 juta warga New York memberikan suara dalam kontes ini, jumlah pemilih terbesar dalam pemilihan wali kota dalam lebih dari 50 tahun, menurut Dewan Pemilihan kota. Dengan sekira 90% suara telah dihitung, Mamdani unggul sekira 9 poin persentase atas Cuomo.
Kemenangan Mamdani yang tak terduga ini memberikan kepercayaan kepada Partai Demokrat yang sebelumnya sempat goyah hingga muncul desakan terhadap partai untuk merangkul kandidat yang lebih progresif, alih-alih mendukung kaum sentris dengan harapan dapat memenangkan kembali pemilih swing yang telah meninggalkan partai.
Dalam kemenangan sayap progresif Partai Demokrat, Mamdani mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Republik Curtis Sliwa. Mamdani kini harus menghadapi tuntutan kota terbesar di Amerika yang tak kunjung usai dan memenuhi janji-janji kampanye yang ambisius, yang menurut para skeptis tidak realistis.
Baca juga: Pidato Kemenangan Zohran Mamdani: Janji Hilangkan Islamofobia di New YorkDengan kemenangan gemilangnya, tokoh sosialis demokrat ini akan mengukir namanya dalam sejarah sebagai wali kota Muslim pertama di kota itu, wali kota pertama yang berdarah Asia Selatan, dan wali kota pertama yang lahir di Afrika. Ia juga akan menjadi wali kota termuda New York City dalam lebih dari satu abad saat ia dilantik pada 1 Januari.
"Kebijaksanaan konvensional akan memberi tahu Anda bahwa saya jauh dari kandidat yang sempurna. Saya masih muda, meskipun saya telah berusaha keras untuk menjadi tua. Saya seorang Muslim. Saya seorang sosialis demokrat. Dan yang paling memberatkan, saya menolak untuk meminta maaf atas semua ini," tegas Mamdani kepada kerumunan yang bersorak di pesta kemenangannya, mengutip AP News, Rabu (5/11/2025).
Ia menggambarkan kemenangannya sebagai anugerah bagi para pekerja kerah biru yang berjuang untuk bertahan hidup. "New York, malam ini Anda telah menyampaikan mandat untuk perubahan," katanya. I pun bersumpah untuk "bangun setiap pagi dengan satu tujuan tunggal: Untuk membuat kota ini lebih baik bagi Anda daripada hari sebelumnya."
(lsi)