LANGIT7.ID–Palangka Raya; Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai kearifan lokal masyarakat Kalimantan Tengah menjadi contoh nyata bagaimana nilai adat dapat hidup berdampingan dengan ajaran agama. Dalam kunjungannya ke Palangka Raya, Kamis (6/11/2025), Menag menyoroti kuatnya tradisi adat Dayak yang menjaga keteraturan sosial sekaligus memperkuat kehidupan beragama di daerah tersebut.
Ia menilai bahwa kekuatan masyarakat Kalimantan Tengah terletak pada kemampuannya memadukan budaya dengan nilai-nilai keagamaan dalam satu napas kebersamaan. “Saya ingatkan bahwa merawat kebudayaan kita itu sangat penting. Agama dan adat itu harus berjalan seiring. Keduanya saling memperkuat, bukan bertentangan,” tegasnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin memperkenalkan kembali konsep ekoteologi, sebuah pandangan yang memandang manusia, alam, dan Tuhan sebagai satu kesatuan spiritual yang tidak terpisahkan. Ia menyebut, cara pandang tersebut memiliki kedekatan yang kuat dengan falsafah hidup masyarakat Dayak.
“Saya merasa ekoteologi ini sangat sejalan dengan budaya Dayak yang menyatu dengan alam. Kita bisa belajar dari kearifan lokal mereka dalam menjaga keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan nilai-nilai ketuhanan,” ujar Menag.
Lebih lanjut, ia meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama untuk menghidupkan nilai-nilai harmoni tersebut dalam tugas sehari-hari. Ia menegaskan bahwa ASN tidak hanya berperan sebagai pelayan publik, tetapi juga sebagai pembawa pesan moral dan penjaga persaudaraan sosial. “Jaga semangat pengabdian, karena kita bukan hanya pelayan administrasi, tetapi juga duta harmoni di tengah masyarakat,” pesannya.
Dalam acara yang sama, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah Hasan Basri memberikan gambaran mengenai kondisi keberagamaan masyarakat di provinsi tersebut. Berdasarkan data terkini, penganut agama di Kalimantan Tengah terdiri dari sekitar 74,45% Islam, 16,61% Kristen, 3,40% Katolik, 5,4% Hindu (termasuk Kaharingan), 0,11% Buddha, 0,01% Konghucu, serta 0,03% lainnya.
Menurut Hasan, komposisi tersebut menunjukkan keragaman yang tinggi namun tetap terjaga dalam bingkai kebersamaan. “Kita hidup berdampingan menjaga kerukunan, dan ASN Kanwil Kemenag memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kerukunan itu,” tandasnya.
(lam)