LANGIT7.ID-, -
Morgan Freeman, aktor peraih Oscar, mengecam
teknologi kecerdasan buatan (AI) karena telah melakukan perampokan lewat
fitur kloning menggunakan suaranya tanpa izin.
Aktor berusia 88 tahun itu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengizinkan AI untuk menggunakan suaranya yang khas.
Baca juga: Morgan Freeman dan Liam Neeson Kagumi Keindahan Suara Adzan"Saya agak kesal, lho. Saya seperti aktor lainnya, jangan meniru saya dengan kepalsuan. Saya tidak suka itu dan saya dibayar untuk melakukan hal-hal semacam itu, jadi jika Anda melakukannya tanpa persetujuan saya, Anda merampok saya," kata bintang The Shawshank Redemption pada The Guardian yang diterbitkan pada Senin (10/11/2025).
Dalam keterangannya, bintang pendukung film "Bruce Almighty" ini mengaku tengah memproses tindakan lewat jalur hukum terkait penggunaan suaranya tanpa izin.
"Pengacara saya sangat, sangat sibuk," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa timnya menemukan banyak kasus replikasi suara dengan
teknologi AI.
Selain mengungkapkan kekesalannya terhadap AI yang menggunakan suaranya tanpa persetujuan, ia juga
mengungkapkan tanggapannya yang biasa saja terhadap Tilly Norwood, seorang "aktor AI."
"Tidak ada yang menyukainya karena dia tidak nyata dan itu membutuhkan peran orang sungguhan, jadi itu tidak akan berjalan dengan baik di film atau televisi. Tugas serikat pekerja adalah menjaga para aktor tetap berakting, jadi akan ada konflik itu," kata Morgan.
Baca juga: Teknologi AI Bukan Ancaman Dunia Pendidikan, Malah Bantu Guru Wujudkan Kurikulum MerdekaSebagai informasi, Tilly diciptakan oleh aktor dan komedian Belanda Eline Van der Velde dan perusahaan AI miliknya, Particle6.
Mereka mempromosikannya sebagai "aktor AI" pertama dan mengumumkannya secara resmi pada September.
Tilly menuai kecaman dari beberapa aktor—termasuk Emily Blunt, Melissa Barrera, dan Simu Liu—serta serikat aktor (Amerika Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists/SAG-AFTRA), yang menolak AI menggantikan aktor manusia.
Dalam pernyataannya, mereka mengatakan bahwa Tilly bukanlah seorang aktor, melainkan "karakter yang dihasilkan oleh program komputer yang dilatih berdasarkan karya para penampil profesional yang tak terhitung jumlahnya – tanpa izin atau kompensasi."
Mereka menyebutkan bahwa Tilly tidak memiliki pengalaman hidup atau emosi untuk dijadikan inspirasi. Serikat juga mengatakan bahwa penonton tidak ingin menonton "konten yang dihasilkan komputer yang terlepas dari pengalaman manusia."
Baca juga: BPJPH Bakal Manfaatkan Teknologi AI untuk Registrasi Sertifikasi Halal(est)