LANGIT7.ID - , Jakarta - Kondisi tersebut memicu keluhan dan protes dari jamaah yang mengikuti ibadah karena tempat menjadi terlalu sempit.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Subhan Cholid dalam media gathering yang diikuti di Jakarta, Senin (18/10/2021).
“Tetapi kita tentu juga perlu mencermati, sesungguhnya persoalan kuota ini ada di mana. Yang sekarang terjadi, kuota itu problem utamanya itu lahan di Mina,” kata Subhan seperti dikutip dari Antaranews.
Baca juga : Mina, Kota Dipenuhi Tenda untuk Para Jamaah Haji Seluruh DuniaJumlah kuota haji Indonesia saat ini sebanyak 221 ribu jamaah. Sedangkan total ruang tersedia di Mina seluas 126.000 meter persegi.
Menurut Subhan, dengan melihat perbandingan jeda ruang dengan jumlah jamaah, satu orang jamaah hanya mendapatkan ruang rata-rata seluas 0,8 meter persegi saja, sehingga akan membuat jamaah berhimpitan satu sama lainnya.
“Itu saja keluhan dan juga protes jamaah kita di sana, karena dia merasa tidak sama. Di Mina itu, sering sekali disampaikan Pemerintah Arab Saudi kepada kita, ketika kita mengajukan tambahan kuota,” kata dia.
Untuk mengantisipasi sempitnya ruang antarjamaah Indonesia, Arab Saudi sampai berupaya mengambil sebagian jeda jarak yang ada di Muzdalifah guna memberikan ruang lebih pada para jamaah.
“Upaya-upaya ini, sedang diupayakan Arab Saudi untuk menambahkan ruang di Mina agar upaya menuju target 2030 dengan 5 juta jamaah haji Indonesia bisa berhasil,” ucap Subhan.
Baca juga : Cerita Jamaah Haji Terpilih, Merasa Beruntung meski Lagi PandemiTerakhir dia berharap, pandemi COVID-19 dapat segera berakhir sehingga para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dan umroh dengan normal kembali.
“Insyaallah pendemi segera berlalu dan segara normal kembali, sehingga (jamaah) bisa berhaji kembali,” kata Subhan.
(est)