Ibadah haji merupakan simbol dari pelaksanaan persaudaraan Islam dan persatuan umat. Dalam ibadah haji, seluruh perbedaan jenis, warna kulit, bahasa, tanah air, dan tingkatan sosial sirna.
Jika Anda telah selesai melempar jumrah pada tanggal 12 Dzulhijjah, lalu Anda ingin bersegera maka Anda dibolehkan keluar dari Mina sebelum matahari tenggelam, tetapi jika Anda ingin tetap tinggal maka hal itu lebih utama.
Beberapa amalan pada hari Raya Kurban adalah: 1. Melempar jumrah aqabah. 2. Menyembelih hadyu (bagi orang yang melakukan haji tamattu dan qiran). 3. Mencukur (gundul) rambut kepala.4. Thawaf ifadhah dan sai untuk haji.
Jika matahari telah tenggelam pada hari Arafah maka para Haji berduyun-duyun (meninggalkan) Arafah menuju Muzdalifah dengan tenang, diam dan tidak berdesak-desakan.
Jika matahari terbit pada hari Arafah (hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah), maka setiap Haji berangkat dari Mina ke Arafah, seraya mengumandangkan talbiyah atau takbir.
Di bulan Dzulhijjah selain ada hari Iduladha, ada juga hari Tasyrik. Hari-hari Tasyrik berlangsung selama tiga hari setelah hari Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Mabit di Muzdalifah adalah salah satu diantara kewajiban haji. Jika telah terbit fajar maka salat subuh di awal waktu lalu bertolak ke Mina sebelum matahari terbit.
Rasulullah telah menetapkan bagi penduduk Madinah (miqatnya adalah) Dzul Hulaifah, Juhfah untuk penduduk Syam, Qorn Manazil untuk penduduk Nejed, dan Yalamlam bagi penduduk Yaman.
Diwajibkan haji bagi seseorang jika telah terpenuhi lima syarat: Islam, berakal, baligh, merdeka dan mampu. Yang disebut mampu adalah orang yang mampu melaksanakannya baik secara fisik maupun materi.