home masjid

Banci di Hadapan Nabi Muhammad SAW: Antara Tabiat dan Pilihan

Sabtu, 19 Juli 2025 - 16:00 WIB
Fenomena waria di zaman modern tak ubahnya dengan yang pernah dihadapi Nabi. Ada yang lahir dengan bawaan, ada pula yang meniru-niru. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Madinah, tempo dulu. Malam itu Nabi Muhammad SAW masuk ke dalam rumah istri-istrinya. Seorang lelaki kemayu, yang selama ini dianggap “tidak punya nafsu pada perempuan”, tengah bercengkerama dengan para istri Nabi. Tiba-tiba lelaki itu menggambarkan bentuk tubuh perempuan dengan begitu detail: “Kalau menghadap depan empat lipatan, kalau dari belakang delapan.”

Nabi sontak berubah wajah. “Aku lihat dia mengetahui apa yang ada pada perempuan. Jangan sekali-kali dia masuk lagi menemui kalian,” sabda Nabi seperti diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari.

Lelaki itu, yang dikenal dengan nama Hit, adalah figur mukhannats — seorang lelaki dengan perilaku kewanitaan — yang dianggap tak berhasrat pada perempuan. Sejak saat itu Nabi melarangnya berbaur di rumah-rumah para istri beliau.

Peristiwa itu menggambarkan dilema panjang umat Islam terhadap keberadaan waria — atau mukhannats dalam istilah klasik — dalam masyarakat. Mereka sudah ada sejak zaman Nabi. Mereka diakui eksistensinya, tapi sekaligus dipagari oleh batas-batas syariat yang tegas.

Baca juga: Ini Penjelasan Mengapa Hak Waris Kaum Banci Bisa Gugur

Tiga Kategori: Dari Bawaan Hingga Rekayasa

Dalam khazanah fiqih klasik, para ulama membedakan waria atau mukhannats, khuntsa, dan homoseksual.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya