LANGIT7.ID - , Jakarta -  Tunjangan Hari Raya (THR) yang umumnya diberikan jelang perayaan Idul Fitri, biasanya dialokasikan sebagian orang untuk penggunaan ekstra khususnya barang konsumtif. Tapi, bagi sebagian orang lagi mengalokasikan THR sebagai modal untuk berinvestasi. 
Independent Financial Planner, M Kharisma mengatakan pengalokasian THR harus ditentukan terlebih dulu mana yang lebih prioritas. Meski pun mengalihkannya untuk investasi juga jadi langkah yang tepat. Namun, Kharisma menyarankan penentuan prioritas tersebut untuk mengurangi beban.
Baca juga: Hati-hati, High Return Low Risk sama dengan Investasi Bodong"Sebaiknya keluarkan (THR) untuk membayar utang konsumtif dulu. Jika cukup untuk melunasinya, silahkan. Tapi kalau hanya cukup untuk dibayar dengan rutin, ya sudah bayar dulu," kata Kharisma saat dihubungi Langit7, JUmat (18/2/2022). 
Bagi Kharisma, THR harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sebelum memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan investasi. Sebab, sifatnya yang hanya satu tahun sekali. 
Investasi halal dan aman seperti apa? 
Berbicara investasi halal dan aman, Co-Founder & Senior Advisor Sipundi.id ini memberi pilihan untuk membuka bisnis musiman di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Kharisma mencontohkan bisnis hampers atau 
open pre order yang disesuaikan dengan kebutuhan di pasar jelang hari raya. 
"Misalnya, saat ini banyak orang mulai 
aware dengan memberikan 
hampers. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai bidang usaha," lanjutnya. 
Ide bisnis lain yang disarankan Kharisma adalah membuka usaha konsultan atau jasa 
soft skill. Berinvestasi dengan cara membuka usaha jasa seperti ini, menurut Kharisma tidak membutuhkan modal terlebih dulu, 
"Bisnis seperti ini bisa jadi modal investasi yang sifatnya satu halal, kedua dapat menunjang kebutuhan selama hari raya. Kita bisa monitor atau bisa pegang dan fleksibel bentuknya sehingga itu bisa menjadi peluang income buat kita di masa pandemi," ucapnya.
Baca juga: Investasi Pada Masa Rasulullah, Bisa Untung Meski Tak Punya UangKharisma menganalogikan investasi sebagai sebuah kendaraan yang sudah diketahui tujuannya. Sehingga harus pandai dan cermat dalam menentukan instrumen yang akan dipakai. 
"Orang yang takut berinvestasi karena takut tidak aman berarti ia kurang pengetahuan tentang investasi itu sendiri. Makanya penting untuk memperbanyak literasi sebelum memulai investasi, agar segala resiko yang terjadi dalam jangka panjang dapat diperhitungkan," tutupnya.
(est)