LANGIT7.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengaku memiliki big data sebagai acuan untuk menunda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Namun, Cak Imin mengklaim big data miliknya berbeda dengan yang dimiliki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menjelaskan bahwa big data miliknya hanyalah 100 juta, bukan 110 juta seperti yang diklaim Luhut. "Beda, dia 110 juta, saya 100 juta," ujar
Cak Imin kepada wartawan, dikutip Jumat (25/3/2022).
Baca Juga: Luhut Klaim Punya Big Data Pemilu 2024 Ditunda, Pengamat: MustahilCak Imin mengaku ide penundaan
Pemilu 2024 ini murni dari idenya sendiri, bukan dari orang lain maupun Luhut. "Ide saya, pure dari saya, enggak ada (dorongan)" kata Cak Imin.
Lebih lanjut, Cak Imin terbuka kemungkinan untuk melakukan diskusi terkait pihak-pihak yang meragukan big data miliknya. "Nanti kita diskusi, kita undang pihak-pihak supaya kita baca bareng," ucapnya.
Baca Juga: Menkominfo Sebut Pemilu 2024 Sudah Memungkinkan E-VotingSebelumnya,
Luhut mengklaim memiliki big data 110 juta warganet yang meminta supaya Pemilu 2024 ditunda. "Ya pasti adalah, masa bohong," kata Luhut usai acara Kick-off DEWG Presidensi G-20 2022.
Luhut juga menepis tudingan pihak-pihak yang meragukan validitas big data tersebut tidak benar. Meski demikian, dirinya ogah membuka data tersebut ke publik. "Ya janganlah, buat apa dibuka?," ujarnya.
Baca Juga:
PKB: Pemilu 2024 Dapat Ditunda dengan Syarat
Wacana Penundaan Pemilu 2024, Jokowi Masih Bungkam(asf)