LANGIT7.ID - , Jakarta -  Uni Eropa menyetujui penggunaan Long-acting antibody AZD7442 untuk profilaksis atau pencegahan pra-paparan Covid-19 pada populasi luas. Antibodi keluaran Astrazeneca ini diklaim signifikan mengurangi risiko penyebaran Covid-19 bergejala dalam uji klinik fase III PROVENT, dengan perlindungan yang bertahan setidaknya enam bulan. 
Antibodi AZD7442 juga diklaim mampu mempertahankan aktivitas penetral yang kuat terhadap subvarian BA.2 Omicron, yang sekarang dominan di Eropa. AZD7442 merupakan obat gabungan 
tixagevimab dengan 
cilgavimab yang diproduksi AstraZeneca. 
Baca juga: Indonesia Kedatangan 2,7 Juta Vaksin Astrazeneca dari AustraliaPersetujuan dari European Medicines Agency menunjukkan penurunan 77% dalam risiko berkembangnya COVID-19 yang bergejala dibandingkan dengan plasebo pada analisis primer dan pengurangan 83% pada analisis median enam bulan. Antibodi ini memberi perlindungan dari virus berlanjut selama setidaknya enam bulan. 
“Peningkatan kasus COVID-19, didorong oleh tingginya- subvarian BA.2 yang sangat mudah menular, dan relaksasi aturan kesehatan masyarakat selama pandemi menjadikannya penting untuk melindungi populasi yang rentan, seperti yang mengalami gangguan sistem kekebalan dari infeksi SARS-CoV-2," kata Consulting Physician Infectious Diseases dan Pandemic Officer di University Hospital Rechts der Isar dan profesor pengajar di Technical University of Munich, Munich, Jerman, Christoph D. Spinner, MD. 
Ia menambahkan, otoritas kesehatan di Uni Eropa mengidentifikasi populasi yang paling berisiko membutuhkan perlindungan tambahan. 
Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D, AstraZeneca, Mene Pangalos, mengatakan persetujuan di UE merupakan tonggak penting dalam upaya untuk membantu mencegah COVID-19. Ia menambahkan, pihaknya akan terus bekerjasama dengan pemerintah di seluruh Eropa untuk membuat AZD7442 tersedia secepat mungkin.
Baca juga: Akselerasi Kebutuhan Vaksinasi Nasional, Indonesia Kedatangan Vaksin AstraZeneca dan Pfizer"AZD7442 memiliki potensi untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap COVID-19 untuk populasi luas, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki kekebalan yang memadai terhadap vaksinasi COVID-19, serta mereka yang berisiko lebih tinggi untuk terpapar COVID-19.” kata Pangalos dari keterangan resmi yang dikutip Jumat (1/4/2022). 
Dosis AZD7442 yang direkomendasikan di Eropa adalah 150mg 
tixagevimab dan 150mg 
cilgavimab, diberikan sebagai dua suntikan intramuskular (IM) terpisah secara berurutan. Terdapat semakin banyak bukti dari beberapa studi 
in vitro dan 
in vivo (model hewan) independen yang mendukung potensi AZD7442 untuk melindungi terhadap subvarian BA.1, BA.1.1 dan BA.2 Omicron SARS-CoV-2 yang beredar di dunia.
Data baru dari Washington University School of Medicine menunjukkan bahwa AZD7442 mempertahankan aktivitas penetral yang kuat terhadap subvarian BA.2 yang muncul dan sangat menular, juga merupakan jenis yang dominan di banyak negara Eropa dan saat ini menyumbang hampir 60% dari infeksi COVID-19 di Eropa.6,7 
Data tersebut juga menunjukkan bahwa AZD7442 mengurangi beban virus dan membatasi peradangan di paru-paru (in vivo) untuk semua subvarian Omicron.
(est)