LANGIT7.ID, Jakarta - Dai kondang, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menilai, banyak orang yang salah memahami istilah imsak. Imsak kerap dipahami sebagai batas seseorang mulai berpuasa.
Maka itu, ketika sudah ada pengumuman imsak dari masjid atau radio dan televisi, seseorang menganggap itu sebagai batas waktu mulai berpuasa dan berhenti makan minum. Ada juga yang terus makan dan minum sampai waktu adzan Subuh berkumandang.
UAH menyebut hal tersebut salah kaprah yang sudah meluas sehingga dianggap benar. Imsak sama dengan puasa, yakni menahan makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Baca juga: Tarawih Pertama di Masjidil Haram, Jumlah Rakaat DikurangiDalam kitab-kitab fikih dalam bab puasa, imsak merupakan makna istilah dari kata puasa itu sendiri. Maka itu, imsak mesti diletakkan pada saat adzan subuh. Sementara, Sebelum subuh hanya sebagai
tanbigh atau pengingat.
Lumrah di tengah masyarakat, waktu imsak dan subuh dibuat secara terpisah. “Apakah imsak masih boleh makan? Apakah waktu subuh boleh makan? Yang terjadi selama ini orang mengira waktu imsak masih boleh makan. Ini kerancuan yang luar biasa, kesalahan yang sudah meluas,” kata UAH dalam tausiahnya di
Akhyar TV, dikutip Sabtu (2/4/2022).
Baca juga: Jaga Imun Tetap Kuat saat Ramadhan, dr Fida' Bagi TipsImsak adalah nama lain dari puasa. Dalam surah Maryam ayat 19 dan ayat 26, termaktub shaum (puasa) sama saja dengan menahan atau puasa. Ada tiga puasa dalam Al-Qur’an, yakni shiam, shaum, dan imsak. Semua itu sama saja sudah berpuasa.
“Kalau disebutkan imsak artinya tak boleh makan, tak boleh minum. Kesalahannya adalah menempatkan waktu imsak. Harusnya di jadwal diletakkan sama dengan adzan subuh. Jadi, tempatkan sesuatu dengan keadaanya,” ucap dia.
(jqf)