LANGIT7.ID, Jakarta - Umat Islam wajib menjalankan ibadah shaum (puasa) selama bulan Ramadhan. Dalil kewajiban puasa Ramadhan tertuang pada Surat Al-Baqarah ayat 183.
Pada Surat Al-Baqarah ayat 183, Allah Swt mengawali perintahnya dengan sebuah panggilan yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Karenanya, sebagian ulama tafsir (mufassir) menyebut ayat tersebut dengan
Nidaur Rahman, seruan kasih sayang.
“Jadi karena itu yang diseru oleh Allah untuk menunaikan kewajiban Ramadhan hanyalah orang mukmin, itu juga jadi isyarat bahwa puasa Ramadhan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang betul beriman kepada Allah,” kata Anggota Dewan Hisbah PP Persis, KH Salam Rusyad dalam kajian 'Ramadhan Kita' diikuti via daring, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga: Lebih dari 500 Ribu Liter Air Zamzam Terdistribusi saat RamadhanKH Salam menjelaskan tiga karakter orang beriman. Pertama, orang beriman adalah yang mengimani keberadaan Allah dan membenarkan firman-firmanNya. Melalui tiga karakter ini, merupakan bagian dari proses terangkatnya derajat mukmin menjadi muttaqin.
Karakter orang beriman berikutnya adalah beriman kepada Rasulullah dan mengikuti ajaran serta sunnah-sunnahnya. Ketiga, siap menjalankan syariat yang telah ditetapkan, baik larangan maupun perintah.
Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Vaksinasi Usai Shalat Tarawih“Ada 90 ayat yang diawali redaksi ‘Wahai orang beriman’, itu menandakan perkara yang penting. Kata Ibnu Masu’d kalau mendengar ayat seperti ini buka telinga baik-baik karena sesudah ayat itu hanya dua kemungkinan, perintah atau larangan,” jelas Kiai Salam.
Kiai Salam menjelaskan, keutamaan terbesar dari perintah puasa adalah ketaqwaan. Allah akan mengangkat derajat orang mukmin yang menjalankan puasa dengan derajat ketaqwaan.
“Jadi dari tingkat mukmin lewat ibadah shaum, maka Allah akan mengangkat kita pada tingkatan Muttaqin, ini fadhilah utama daripada shaum Ramadhan tersebut,” katanya.
Baca Juga: Kapolri Ajak Masyarakat Perkuat Kebaikan di Bulan Ramadhan(zhd)