LANGIT7.ID, Jakarta - Sri Lanka diterpa krisis ekonomi terparah sejak negara itu merdeka pada 1948. Krisis itu disebabkan harga BBM dan kebutuhan pokok tinggi, sehingga membuat masyarakat tertekan. Penyebab lain adalah penumpukan utang berakhir gagal bayar.
Ditto, wartawan asal Indonesia di Kolombo, menceritakan, Sri Lanka sudah terjerembab. Utang luar negeri tinggi dan kehabisan stok dollar, sehingga krisis ekonomi multidimensi berlaku.
Hal itu mengakibatkan, pelayanan publik seperti aliran listrik terganggu nyala bergiliran, Gas dan BBM antri berhari-hari, dan harga-harga kebutuhan pokok melambung 40 persen. Pekan lalu, Srilanka berlakukan Darurat Sipil.
Baca juga: Jalan-Jalan ke Kampong Glam, Kampung Ramah Muslim di Singapura“Demo berlangsung berjilid jilid di depan kantor Presiden Gota Baya Rajapaksha, bahkan hari ini 14/4/2022 mereka merayakan tahun baru di tenda jalanan tempat berdemo di jantung ibukota Kolombo, Sri Lanka,” kata Ditto, Kamis (14/4/2022).
Sekitar dua lusin tenda telah didirikan di sepekat rumput dekat kantor Presiden Sri Lanka. Keberadaan kamp kecil itu berkembang menjadi titik fokus protes Nasional. Ribuan orang turun ke jalan-jalan terdekat dan seluruh Sri Lanka dalam beberapa hari terakhir. Mereka meminta Rajapaksa mundur.
Sebuah papan dengan tulisan tangan di sebelah tenda, tidak jauh dari Gedung kepresidenan era kolonial yang berdampingan dengan tepi perairan Kolombo, berdiri tanda: “Desa Gota-Go”.
Slogan “Gota Go Back” juga mengacu pada Gotabaya, diserukan pada demonstrasi yang melanda Sri Lanka. Momen ini menjadi puncak kemarahan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, kondisi itu telah menyatukan orang-orang dari berbagai agama, etnis, dan kelompok sosial.
“Semua warga merayakan bersama baik Budha, Muslim dan Hindu bersama dalam kondisi krisis yang belum ada solusi jalan keluarnya hingga kini,” kata Ditto.
Pada Senin malam, 11 April 2022, sekelompok biarawati Kristen dengan pakaian putih berjalan melewati barikade polisi. Di atasnya 11 pengunjuk rasa duduk meneriakkan, salah satunya memegang poster bertuliskan “Pemerintah Kami Gagal."
Baca juga: Mahfud MD: Indonesia Negara Muslim Terbanyak di DuniaTidak jauh dari situ, tiga biksu Buddha berjubah safron cerah berdiri di tengah kerumunan. Sedangkan di tepi halaman dan di belakang beberapa tenda, sekitar 30 pria muslim duduk dalam dua baris untuk berbuka puasa.
Ditto mengatakan, Presiden dan Menteri Keuangan Sri Lanka akan bertemu dan berhutang dari IMF. Namun, itu pun belum bisa mengatasi krisis tersebut dalam waktu dekat.
“Semua itu terjadi karena utang luar negeri, pandemi corona, turis yang turun drastis, harga minyak dunia yang melambung akibat perang Ukraina dan Inflasi yang tidak terkendali,” kata Ditto.
(jqf)