LANGIT7.ID - , Jakarta -
Asuransi adalah hal yang harus dimiliki sebagai pengalih risiko aset dan kesehatan. Meski begitu, Certified Financial Planner Annisa Steviani mengatakan banyak orang yang masih meremehkan asuransi.
"Mereka beranggapan bahwa hidup akan selamanya baik. Sehingga uang yang dimiliki dihabiskan untuk
menabung untuk persiapan hari tua," kata Annisa.
Baca juga: Tiga Cara Memilih Asuransi Syariah untuk KeluargaMeski begitu, Annisa melanjutkan, menabung untuk dana pensiun adalah hal yang bagus. Namun, ada baiknya untuk dilakukan secara imbang.
"Hidup itu 50 banding 50, terkadang orang terlalu percaya diri dan beranggapan bahwa hidup mereka akan lama. Sehingga membuat mereka hanya menabung, menabung dan menabung untuk membeli rumah di masa tua. Seolah-olah hidup yang dimiliki itu selamanya," ujar Annisa dalam acara bertajuk "Masuki Endemi Covid-19, Zurich Siapkan Strategi Baru Dorong Penetrasi Asuransi," Kamis (2/6/2022).
Annisa mengingatkan, bahwa risiko ke depan seperti sakit atau meninggal tidak dapat diketahui. Karena itu, Annisa menyarankan untuk menyeimbangkan antara
investasi dan memiliki asuransi.
"Jangan sampai berinvestasi terus tapi mengabaikan risikonya, begitupun sebaliknya jangan sampai berasuransi terus tetapi mengabaikan investasi," jelas Annisa.
Lebih lanjut, Annisa mengatakan, dalam mengelola keuangan ada langkah atau tahapan yang harus dilalui. Pertama, pastikan dulu kebutuhan pribadi terpenuhi, lalu punya dana darurat. Setelah itu memiliki asuransi.
Baca juga: Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Beli Asuransi Mobil"Jangan dilompat langsung punya investasi terlebih dahulu. Karena bagaimanapun ketika kita memiliki investasi dan tidak punya asuransi dan pada saat kita memiliki risiko hidup maka ada risiko kehilangan aset-aset yang ditabung," tutur Annisa.
"Jadi asuransi itu menjadi salah satu prioritas kebutuhan hidup," tandasnya.
(est)