LANGIT7.ID, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung pengembangan ekonomi syariah demi meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan. Ekonomi syariah ini juga termasuk lembaga keuangan yang di dalamnya menegakkan syariat Islam.
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, ekonomi syariah saat ini tengah menjadi tren global. Fakta itu membuat ekonomi syariah memiliki potensi untuk berkembang pesat di Indonesia.
“Ekonomi syariah ini punya market yang cukup besar di Indonesia, dan saya yakin banyaknya ruang yang ada akan memudahkan ekonomi syariah untuk bisa berkembang,” katanya dalam Webinar Sosialisasi Strategi Brand Ekonomi Syariah, Rabu (4/8).
Ia mengaku telah menggandeng Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk bisa berperan aktif dalam mengembangkan ekonomi syariah. Terlebih dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ramah muslim dan keluarga.
“Wisata ramah muslim bukan berarti islamisasi destinasi wisata, melainkan layanan tambahan yang ramah untuk semua orang. Sehingga menjadi inovasi yang dapat menambah peluang usaha dan lapangan kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan, ekonomi syariah di era globalisasi mengalami perkembangan pesat seiring meningkatnya masyarakat muslim dunia. Selain itu, didukung juga oleh kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap kegiatan ekonomi perbankan yang halal.
Pertumbuhan muslim yang ramah bisins ini juga terjadi di sektor ekonomi kreatif, seperti fesyen, kuliner, dan kriya yang mengusung konsep halal. Sehingga ia merasa Kemenparekraf dan KNEKS serta pihak terkait perlu mengambil peluang dari ketersediaan konten yang ada, seperti pemanfaatan teknologi digital.
“Kita perlu memanfaatkan konten media seperti buku, musik, film, gim, dan aplikasi digital untuk memperluas publikasi dan sosialisasi dari brand keuangan dan ekonomi syariah. Digitalisasi dalam situasi pandemi ini menjadi akselerator dari percepatan digital. Jadi kita perlu cara-cara kekinian untuk mensyiarkan dan mempublikasikan brand keuangan dan ekonomi syariah,” katanya.
Berkenaan dengan industri halal, memili kaitan erat dengan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental sustainability (CHSE). Sehingga perlu adanya dukungan dari pihak terkait seperti KNEKS untuk meningkatkan brand ekonomi syariah.
Sementara itu, Direktur Utama KNEKS, Ventje Rahardjo, mengatakan Indonesia memiliki potensi sangat besar sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Namun, literasi dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai ekonomi syariah masih terbilang rendah.
“Masih banyak tantangan terkait kesadaran masyarakat dalam urusan ekonomi syariah. Maka perlu peran aktif bagi kita semua untuk mendorong agar literasi ini semakin kuat,” imbuhnya.
(zul)