LANGIT7.ID, Jakarta - Para ahli pertanian negara G20 merekomendasikan adanya intervensi teknologi dalam pengelolaan
sektor pertanian ke depan. Hal tersebut disampaikan Chair of Meetings of Agricultural Chief Scientist (MACS)
G20, Fadjry Djufry, usai melakukan pertemuan di Bali, Selasa, (5/7/2022).
Fadjry mengungkapkan, pemanfaatan
teknologi untuk mendukung kinerja sektor pertanian di belahan dunia menjadi salah satu butir komunike dari pertemuan para ahli di bidang agrikultura. "Kita harapkan beberapa komunike itu bisa membawa apa yang kita inginkan, permintaan Indonesia, intervensi seperti apa di sektor teknologi dari negara maju," kata Fadjry dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Delegasi AS dan Rusia Hadir Secara Fisik pada TIIWG Kedua di SoloMenurut Fadjry, penggunaan teknologi di sektor pertanian mampu mendukung upaya
ketahanan pangan, baik di level domestik maupun global. Hal tersebut sudah dibuktikan Indonesia yang berhasil mengamankan kebutuhan beras dalam tiga tahun terakhir juga didukung oleh pemanfaatan teknologi. "Jadi bisa dibayangkan kalau tidak ada intervensi teknologi, tidak mungkin kita bisa swasembada," ucap Fadjry.
Fadjry menyatakan draf komunike dari MACS G20 sedianya telah disusun dan disiapkan. Nantinya, keputusan bulat mengenai poin-poin yang ada di dalam komunike tersebut akan ditentukan pada Rabu (6/7/2022).
Pada pertemuan ini, para ahli dari negara anggota G20, negara tamu dan beberapa lembaga internasional membahas empat isu prioritas pertanian global yang diajukan oleh Indonesia. Di antaranya kebijakan ketahanan pangan pascapandemi covid-19; pertanian pertanian tangguh iklim (
climate ressilient agriculture);
food loss and waste (FLW); dan pertanian dan ketertelusuran digital.
Baca Juga: Di Ajang G20, KPK Bahas 4 Isu Prioritas Pemberantasan KorupsiNantinya, komunike tersebut akan diserahkan kepada menteri pertanian G20 dalam forum Agriculture Working Group (AWG) yang berlangsung pada September 2022. MACS G20 kali ini mengusung tema
'Sustainable intensification to meet food security and environmental objectives'.
Pertemuan tahunan G20 MACS didasarkan pada inisiatif para menteri pertanian negara-negara G20 untuk menjawab isu spesifik maupun pertanyaan-pertanyaan sentral di bidang pertanian dan juga gizi. Hal-hal seperti ini dianggap terlalu besar untuk diselesaikan hanya dengan upaya nasional.
Selain itu, pertemuan MACS juga diarahkan untuk mendorong koordinasi sistem penelitian pertanian di negara G20 dan mencari serta menerapkan strategi solusi bersama. Sebab anggota G20 menyadari hasil penelitian pertanian, teknologi, serta inovasi memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung produktivitas dan produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik.
Baca Juga:
Pemerintah Ungkap Tantangan UMKM di 2nd DWG Side Event
Kemenkes Dorong Anggota G20 Bangun Ketahanan Sistem Kesehatan Global(asf)