LANGIT7.ID, Jakarta -
Fenomena Aphelion merupakan jarak saat bumi berada pada jarak paling jauh dari matahari. Kondisi ini menimbulkan hoaks cuaca yang lebih dingin dari biasanya.
Dalam pesan berantai yang beredar setiap bulan Juli, Fenomena
Aphelion terjadi sampai Agustus. Jarak bumi ke matahari berkisar 152.000.000 km atau 66 persen lebih jauh.
Dampak fenomena Aphelion akan menyebabkan
musim sakit. Sebab cuaca di bumi akan lebih dingin dari biasanya. Kondisi ini tentu menimbulkan sejumlah penyakit seperti flu.
![Mengenal Fenomena Aphelion dan Hoaks Cuaca Bakal Lebih Dingin]()
Melansir laman resmi
LAPAN pada Kamis (14/7/2022), kabar tersebut dipastikan
hoaks. Sebab fenomena Aphelion terjadi setiap tahunnya pada bulan Juli bukan hanya di tahun-tahun tertentu.
Baca Juga: Fenomena Embun Upas, Suhu Dieng Tembus Minus 1 Derajat CelsiusFenomena Aphelion berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'apo' yang artinya jauh dan 'helion' yang merupakan dewa Matahari dalam peradaban Yunani Kuno.
Kondisi bumi menjauhi Matahari ini dikarenakan orbit Bumi tak sepenuhnya membentuk lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.
Hal ini tidak berdampak terhadap perubahan musim. Sebab perubahan musim ini dihasilkan dari kemiringan Bumi pada porosnya.
![Mengenal Fenomena Aphelion dan Hoaks Cuaca Bakal Lebih Dingin]()
Tapi fenomena Aphelion hanya mempengaruhi periode musim. Misalnya masyarakat yang tinggal di belahan Bumi bagian utara sedang dilanda musim panas.
Lalu masyarakat yang tinggal di Bumi bagian selatan bakal merasakan musim dingin yang lebih panjang. Fenomena periode musim yang lebih panjang ini dikenal sebagai Siklus Milankovitch.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, suhu udara dipengaruhi oleh distribusi panas di bumi akibat perubahan tahunan posisi matahari.
![Mengenal Fenomena Aphelion dan Hoaks Cuaca Bakal Lebih Dingin]()
"Misal ketika matahari berada di belahan utara, belahan selatan mengalami musim dingin. Tekanan udara di belahan selatan juga lebih tinggi daripada belahan utara," ujarnya.
Hal itu menyebabkan angin bertiup dari selatan ke utara. Angin ini pula yang mendorong awan menjauh ke utara sehingga di suatu negara mengalami musim kemarau.
Mulyono yang saat itu menjabat sebagai Deputi Bidang Meteorologi BMKG pernah menyampaikan, fenomena Aphelion tidak memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan suhu bumi.
"Perubahan jarak matahari ke bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan bumi," ujar Mulyono.
![Mengenal Fenomena Aphelion dan Hoaks Cuaca Bakal Lebih Dingin]()
(bal)