LANGIT7.ID, Jakarta - Di samping riuh piuknya daerah Casablanca Tebet, terdapat tempat ibadah yang bersembunyi terhimpit gedung-gedung sekitar. Yakni Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Perahu, sarana ibadah umat muslim ini terbilang cukup unik.
Di sebelah bangunan masjid yang mempertahankan nuansa klasik, terlihat jelas replika perahu besar yang digunakan sebagai fasilitas tempat bersuci, seperti wudhu dan kamar mandi.
Perahu yang menjadi ciri khas tersebut dibangun bersamaan dengan berdirinya masjid, yaitu pada tahun 1963 oleh KH Abdurrahman Massum. Memasuki ruang ibadah terdapat empat pilar penyangga yang terbuat dari kayu jati.
Baca Juga: Berdiri Megah di Dalam Mal, Masjid ALatief Bisa Tampung 1.400 Jamaah"Dua di belakang itu full kayu jati jadi benar-benar batang kayu jati itu pemberian Menteri Agama pada waktu itu Saifuddin Zuhri," kata Bendahara Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman, Maksyur saat di wawancara
Langit7.id, Kamis (28/7/2022).
"Kalau yang dua di depan hanya serpihan-serpihan bukan utuh kayu jati," imbuhnya.
Jika biasanya orang salat di atas sajadah kain, masjid ini semakin menarik dengan adanya alas salat untuk imam yang terbuat dari kayu. "Tempat salat imam itu terbuat kayu yang jadi batu," kata Maksyur.
Begitu pula pada bagian mimbar dan dekat pintu masuk pun dihiasi oleh batu. Di ruangan paling ujung masjid dijadikan, seperti museum, di mana batu-batu hias raksasa dan Al-Qur'an berukuran besar dipajang ditutupi dengan kaca.
Baca Juga: Sambut Milad AQL, STIQ Ar-Rahman Kirim Mahasiswa KKN ke 14 Desa Selain sebagai tempat untuk beribadah, Masjid Perahu pun menjalankan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan pengetahuan agama Islam, seperti pengajian rutin pekanan dan zikir bersama.
(zhd)