LANGIT7.ID - , Jakarta - Rumah dapat dikatakan ideal jika mampu memenuhi segala kebutuhan penghuninya. Bagi
umat muslim salah satu kebutuhan yang hendaknya ada di rumah yakni
mushola. Meski salat bisa di mana saja, tetapi akan lebih khusyuk jika dilakukan di ruangan khusus.
Banyak orang tidak membuat mushola di rumah karena kendala lahan, bingung desain, dan lainnya.
Nah, Sahabat Langit7 tidak perlu khawatir berikut langkah-langkah dari Arsitek dan
Desainer Interior Yuli Andyono dalam membuat mushola di rumah yang bisa dijadikan acuan.
Baca juga: Pemenuhan Ruang Mushala di Bandara, Idealnya Seperti Apa?Pertama, jika ingin membuat mushola di dalam rumah terpenting jangan tersembunyi atau berada di bagian yang sulit dijangkau orang. Selain itu usahakan mushola memiliki pencahayaan yang baik.
"Terpenting jangan ngumpet, artinya itu bagian dari layout rumah. Kalau ada
lahan yang mencukupi untuk membuat mushola maka bisa diadakan. Sebenarnya walaupun hanya sempit bisa-bisa saja dibuat mushola. Letaknya juga bebas bisa di depan, tengah dan lainnya, yang penting ada pencahayaan," ujar Yuli saat ditemui Langit7, di Jakarta, Kamis (5/8/2022).
Untuk mendapatkan
pencahayaan alami, bisa bikin menggunakan kaca atau lubang angin, agar salat tetap nyaman. Lagipula dengan memanfaatkan lubang angin, rumah jadi berhemat karena tidak perlu menggunakan
penyejuk ruangan.
"Artinya bisa bikin kaca di mushola atau bikin lubang-lubang angin. Jadi ketika salat misal biar tidak ber-ac itu masih nyaman dan sejuk dan terkena sinar Matahari atau cahaya alami dari luar. Terpenting di dalam rumah itu adalah pencahayaan dan
ventilasi udara, jangan pengap," tuturnya.
Baca juga: 3 Deretan Mal di Jakarta Pusat dengan Mushala TernyamanTerkait desain mushola, Co-Fouder dan COO Indonesian Writers INC ini mengatakan tak perlu banyak pernak pernik. Terpenting untuk mushola adalah
mihrabnya.
Dia menyarankan menggunakan panel atau dekorasi apa saja, tetapi hanya pada satu dinding sebagai penunjuk
arah kiblat.
"Tapi juga jangan yang sangat ramai takutnya salatnya jadi kurang khusyuk," katanya.
Untuk ukuran, lanjutnya, sudah cukup dengan satu kamar untuk 1 orang. Misal minimal 2x3 meter, maksimalnya bebas. Namun, kembali lagi dengan besar lahannya dan tergantung kebiasaan penghuni rumah.
"Tergantung penghuni rumah juga, apakah sering salat
berjamaah atau mengundang komunitas
pengajian untuk berjamaah dan lainnya. Nah, itu beda lagi sama orang yang salat sendiri-sendiri atau minimal sama keluarga saja. Minimal 2x3 meter atau 3x5 meter juga oke. Selebihnya pasti bisa mengakomodir itu," ucap Yuli.
Baca juga: Mushala Besar dan Sejuk di IIMS Hybrid 2022Yuli lalu bercerita pengalaman dirinya dalam mendesain mushola. Dari pengalaman tersebut ia berpesan bagi siapapun yang ingin membuat mushola di dalam rumah maka harus dirancang bersamaan dengan ruangan lainnya.
"Saya pernah mendesain rumah, cuma pojokan saja yang tersisa dan itu untuk mushola. Kalau tips saya jika memang penghuni ingin ada mushola maka harus direncanakan dari awal. Jangan menunggu ruang sisa. Misalnya ruang-ruang lain diutamakan, giliran mushola dapat sisa ruangan. Hindari itu, karena nanti menjadi tidak nyaman baik dari ukuran, posisi, dan lainnya," tandas Yuli.
"Jadi harus dari awal ketika
arsitek bikin layout rencana rumah tersebut, harus juga adakan ukuran masalahnya, jadi sudah tersedia sama seperti ruangan-ruangan lain" pungkas Yuli.
Baca juga: Berkonsep Family Friendly, Musala GI Tetap Buka Saat Pandemi(est)