LANGIT7.ID, Jakarta -
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus
gagal ginjal akut pada anak di Indonesia meningkat jadi 152 kasus per 14 Oktober 2022.
“Ada 16 cabang yang melaporkan, tapi belum semua (cabang IDAI) bisa melaporkannya. Di sini bahkan sampai 14 Oktober ada 152 kasus, padahal tadinya (pada 12 Oktober 2022) ada 146 kasus,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers, melansir Antara, Senin (17/10/2022).
Tercatat kasus mulai mengalami tren kenaikan pada pertengahan bulan September 2022. Pada bulan Agustus 2022 kasus yang dilaporkan ada 36 kasus, namun pada September naik menjadi 76 kasus. Sedangkan di bulan Oktober tren penemuan kasus turun menjadi 21 kasus.
Baca Juga: DPR: Kasus 130 Anak Idap Gagal Ginjal Harus jadi Perhatian Serius
Dalam laporan yang telah dihimpun melalui cabang IDAI di berbagai daerah, terhitung sejak 26 September-14 Oktober 2022, terdapat enam provinsi yang melaporkan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 49 kasus, Jawa Barat 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan DI Yogyakarta 11 kasus.
Piprim melanjutkan pada tren usia pasien gagal ginjal akut per tanggal 14 Oktober 2022, didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun.
“Di Oktober ini lebih menurun trennya. Bahkan dari Agustus juga lebih rendah. Mudah-mudahan dan kita harapkan trennya tidak meningkat lagi,” katanya.
Indikasi dan GejalaSaat ini, seluruh pengurus IDAI terus berupaya mengumpulkan data dan melakukan pelacakan kasus terkait adanya penyakit gagal ginjal akut pada anak. Sayangnya, hingga hari ini belum dapat dipastikan etiologi atau penyebab dari penyakit tersebut.
Piprim menyampaikan, untuk profil klinisnya dari penderita, sebanyak 44,1 persen pasien pada gejala prodromal atau sebelum kejadian mengalami infeksi saluran cerna, diikuti dengan 18,4 persen menderita gangguan saluran pernafasan atas (ISPA), serta 30,3 persen mengalami demam.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Pencegahan Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak
“Kemudian untuk gejalanya, itu oliguria atau kencingnya lebih sedikit ada 24,3 persen. Dengan anuria sudah tidak ada kencing sama sekali itu 69 persen. Sisanya tidak diketahui,” kata Piprim.
Secara umum, gagal ginjal akut biasanya didahului beberapa gejala yaitu demam, diare, muntah, batuk, pilek dalam kurun waktu 1-2 minggu sebelum terjadinya gagal ginjal akut. Selain itu, ditambah dengan adanya gejala gangguan ginjal akut seperti berkurangnya jumlah urine atau tidak ada urine sama sekali.
Guna menghadapi penyakit tersebut, Piprim mengimbau masyarakat tetap tenang dan terus mengikuti perkembangan berita gagal ginjal akut pada anak dari sumber yang terpercaya seperti media sosial milik IDAI atau Kementerian Kesehatan.
(jqf)