LANGIT7.ID, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur,
KH Said Aqil Siradj, menilai pondok pesantren saat ini harus memulai era baru dalam melawan gempuran pengaruh negatif teknologi. Menurutnya, pesantren merupakan benteng moral terakhir masyarakat dalam beragama, berbangsa, dan bernegara.
Kiai Said menyebut, perkembangan teknologi tidak bisa dihentikan. Itu menjadi keniscayaan dalam perkembangan peradaban manusia. Maka itu, pesantren harus mengambil peran strategis mengawal moral masyarakat.
Menurut Kiai Said, pesantren tidak boleh lagi mempertahankan kebiasaan lama menjauhkan santri dari teknologi. Pesantren harus membuka diri terhadap perkembangan teknologi, agar para santri bisa mengisi medsos dengan konten positif.
Baca Juga: Mahfud MD: Santri Wajib Jaga NKRI dan Kebhinekaan
“Posisi teknologi di pesantren itu harus kita terbuka, diterima perkembangan teknologi, dan kita manfaatkan untuk hal-hal positif. Mari kita berlomba mengisi medsos, google, YouTube dengan konten-konten yang positif,” kata Kiai Said di kanal SAS Institute, Sabtu (22/10/2022).
Pada zaman penjajahan, pesantren menjadi benteng mempertahankan akidah umat Islam. Saat ini, peran itu harus dikembangkan. Apalagi, kata Kiai Said, zaman sekarang umat Islam menghadapi serangan bertubi-tubi bagaikan tsunami.
“Sehingga kalau kita tidak pertahankan budaya kita dengan prinsip-prinsip ketimuran atau ke-Indonesiaan, kita akan jebol. Jebol agama, jebol moral, jebol eksistensi kita di kehidupan dunia,” kata Mantan Ketua Umum PBNU itu.
Baca Juga: Peluang dan Tantangan Pesantren Manfaatkan Teknologi Digital dalam Pembelajaran
Peran pesantren sangat besar dalam menjaga budaya, moral, dan akhlak bangsa Indonesia. Masyarakat masih mengakui pesantren sebagai benteng paling kokoh mengawal masyarakat.
“Kesadaran dari masyarakat Bahwa pesantren, satu-satunya pelarian atau jalan mempertahankan budaya, akhlak, moral, karakter di pesantrenkan anak-anaknya,” pungkasnya.
(jqf)