LANGIT7.ID, Jakarta - Chairman of Center for Islamic Studies Universitas Nasional, Dr. Fachruddin Mangunjaya, mengatakan, Islam sudah memberikan panduan lengkap tentang upaya penanggulangan
perubahan iklim.
Umat Islam tidak hanya diperintahkan menebarkan rahmat kepada sesama manusia, tapi juga kepada hewan dan lingkungan. Ini menjadi salah satu inti ajaran Islam.
Apalagi, kata Fachruddin, manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah diembankan amanah untuk menjaga bumi agar tetap stabil dan aman dihuni dari generasi ke generasi.
“Sebagai muslim, kita sebagai khalifah di muka bumi, kita diminta untuk menjalankan amanah, amanah itu antara lain adalah bagaimana kita menjaga apa yang diamanahkan kepada kita supaya tidak rusak,” kata Fachruddin di kanal EcoMasjid, Jumat (21/10/2022).
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim, Hujan Lebat Singkat Langsung Banjir
Selain itu, ada banyak ajaran Islam yang berkaitan dengan upaya penanggulangan perubahan iklim. Fachruddin mencontohkan larangan mubazir. Umat Islam harus berhemat dan menggunakan sumber daya sesuai kebutuhan saja, tidak berlebih-lebihan.
“Ajaran Islam ada ajaran tidak boleh mubazir, kita mengingat sumber daya di bumi memang sudah terbatas,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Fachruddin, ada banyak yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Mulai dari tingkat negara, komunitas, kelembagaan, dan tingkat individu.
“Kalau tingkat negara sudah ada bagiannya, sebagai negara muslim terbesar, negara sudah membuat target-target untuk penurunan emisi.
Baca Juga: Perubahan Iklim, MUI Dorong Penerapan Masjid Ramah Lingkungan
Umat Islam juga bisa bergerak di tingkat kelembagaan. Misal melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bisa mengeluarkan fatwa atau imbauan kepada umat Islam untuk peduli lingkungan.
“Dengan menghimbau umat Islam supaya tidak membuang sampah sembarangan. Karena sampah ini kalau dibuang sembarangan, gas metannya itu juga merusak ozon dan mengakibatkan pemanasan global juga. Bahkan daya rusaknya lebih dahsyat dari Co2,” kata Fachruddin.
Di tingkat komunitas, umat Islam memiliki musholla, masjid, majelis taklim, hingga pesantren. Komunitas ini bisa dimanfaatkan untuk mendakwahkan kesadaran terhadap penanggulangan perubahan iklim.
“Kita punya musholla, masjid, pesantren, majelis taklim, tolong kurangi emisi. Artinya, hemat energi karena kita tahu kita pakai listrik, listrik kita berasal dari fosil yang dibakar, kemudian terbang ke atmosfir dan menutup atmosfer,” ujar Fachruddin.
Baca Juga: Sikapi Perubahan Iklim, Kongres Umat Islam Sampaikan 7 Risalah untuk Indonesia Lestari
Di tingkat individu bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan listrik dan kendaraan bermotor. Jika ingin bepergiaan bisa menggunakan transportasi umum dan menggunakan barang yang ramah lingkungan.
“Kita memakai yang ramah lingkungan, seperti energi matahari, angin, air. Jangan boros terhadap energi, kita bisa menghemat air, karena air kita pompa pakai listrik,” ucap Fachruddin.
(jqf)