LANGIT7.ID, Jakarta -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong penerapan masjid ramah lingkungan. Sebab
perubahan iklim bisa meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH & SDA) MUI, Hayu Prabowo mengatakan, melihat kondisi saat ini, bencana di Indonesia sudah mencapai 80 persen.
"Perubahan iklim dapat meningkatkan dampak dan risiko cukup besar. Di antaranya seperti kelangkaan air, kerusakan ekosistem lahan, kerusakan ekosistem laut, penurunan kualitas kesehatan, hingga kelangkaan pangan," kata Prabowo dikutip laman MUI, Kamis (20/10/2022).
Baca Juga: KH Ma’ruf Amin: Perubahan Iklim Akibat Ulah Manusia, Umat Islam Wajib MengatasinyaPerubahan iklim menyebabkan penurunan tanah di berbagai daerah setiap tahunnya. DKI Jakarta antara 0,1 – 8 cm, Bandung berkisar 0,1 – 4,3 cm, Cirebon berkisar 0,28 – 4 cm, Pekalongan berkisar 2,1 – 11 cm, Semarang berkisar 0,9 – 6 cm, dan Surabaya berkisar 0,3 – 4,3 per tahun.
Merespon hal itu, Prabowo meminta agar masjid siap dalam menghadapi situasi teburuk. Untuk membentuk kesiapan itu, salah satunya dengan menerapkan konsep masjid ramah lingkungan.
"Ada tiga hal untuk menerapkan masjid ramah lingkungan. Pertama, idarah (pengurus), yang meliputi dakwah bil lisan dan bil hal, serta penguatan kapasitas dan jejaring."
"Kedua, imarah (jamaah), dalam hal ini meliputi tuntutan agama, kemampuan, dan jejaring sosial. Terakhir adalah riayah (bangunan), yang meliputi simpan air, hemat air, jaga air, dan standar operasional," tambahnya.
(bal)