LANGIT7.ID, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Kampoeng Tahfidz Cilik, Ustaz Muhammad menyampaikan
Kampoeng Tahfidz Cilik mempunyai program unggulan yakni menghafal Al-Qur'an dengan metode talaqqi, salah satu metode klasik untuk menghafal.
"Karena usianya masih dini maka paling bagus adalah (menghafal) dengan berhadapan langsung, atau menuntun langsung. Meski terkadang mereka belum bisa membaca tapi sudah mulai menghafal ditunjang dengan iqra," ungkap Ustaz Munir saat ditemui Langit7 baru-baru ini.
Setelah santri sudah hafal Juz 30 maka mereka dibekali dengan kemampuan membaca Al-Qur'an. Ustaz Munir juga mengatakan, konsep dari Kampoeng Tahfidz Cilik ini ialah satu guru maksimal untuk 10 santri.
Baca juga: Ini Cara Menuju ke Kampoeng Tahfidz Cilik dengan Kendaraan Umum"Tapi kalau metode-metode yang dipakai adalah talaqqi wa taswih biasanya untuk pemula sekali, jadi kalau umur 6 sampai tahun 10 rata-rata belum bisa baca. Maka kemudian dihadapkan atau guru bunyi santri menirukan dan diulang-ulang," katanya.
Proses tersebut hingga nantinya lambat laun para santri akan mulai diarahkan untuk membaca, kemudian berlagu.
"Jadi yang tadinya menghafal langsung dengan guru, tinggal dituntun untuk bacaannya kemudian disuruh untuk mundur dan menghafal sendiri lalu maju kembali untuk menyetor hafalan yang tadi udah dibaca dihadapan guru," jelasnya.
Selain tahfidz, Kampoeng Tahfidz Cilik menerapakan pembelajaran bahasa asing, yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Di mana dalam satu minggu santri akan belajar bahasa Arab dua kali, kelas khusus nahwu dan kelas khusus matrikulasi bahasa atau percakapan.
"Dan untuk Bahasa Inggris juga begitu jadi berkelompok. Kalau di pesantren kami dibagi dua kategori umur 6 sampai 10 tahun, lalu 11 sampai 15 tahun," katanya.
Lebih Lanjut, Ustaz Munir menerangkan pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga ditopang dengan tilawah, yang berkaitan dengan kebutuhan dari wilayah ini sendiri.
"Karena masyarakat mengharapkan dari kami itu ada santri-santri yang bisa mewakili daerahnya masing-masing, untuk mengikuti ajang MTQ ataupun tahfidz Quran," jelasnya.
Baca juga: Kampoeng Tahfidz Cilik, dari Kontrakan Jadi Pesantren Tahfidz Khusus Anak Selanjutnya, Ustaz Munir juga menyampaikan hal yang lebih ditekankan kepada para santri di Kampoeng Tahfidz Cilik terutama santri baru, ialah terkait karakter anak. Terlebih, rata-rata santrinya masih anak kecil.
"Tentunya sangat jauh berbeda dengan uang sudah dewasa, jadi kami lebih menekankan kepada karakter anak. Kalau mereka masih pemula kami tanamkan pertama kali adalah kenyamanan," ungkapnya.
Menurutnya, kenyamanan menjad hal yang amat penting sehingga bagaimana anak minimal merasa betah terlebih dahulu berada di pesantren. Kemudian, setelah anak betah dan nyamn maka guru memasukkan metode-metode.
Hingga kini, jumlah keseluruhan santri di Kampoeng Tahfidz Cilik ini mencapai ratusan, terdiri dari santri yang mukim dan nonmukim atau pulang pergi. Dan untuk target hafalan kata Ustaz Munir hingga kini dalam satu tahun, santri harus bisa menghafal minimal dua juz.
"Namun target itu tidak juga menjadi patokan sebab balik lagi bahwa setiap santri memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga beragam," tambah Ustaz Munir.
Baca juga: Perbedaan Antara Kuttab, Madrasah, dan Pesantren Dia berharap, pondok pesantren ini bisa menjadi pilihan yang pas bagi orang tua yang menginginkan anaknya diarahkan dengan penanaman tauhid, serta bekal bagi generasi mendatang, sehingga bisa menjadi penerus terbaik bangsa.
"Harapan kami sebenarnya wadah ini bukan hanya milik wilayah di sini sa, karena sebagian besar santri juga hampir dari seluruh Indonesia. Dari medan, lombok, kalimantan sehingga kami berharap pesantren ini dapat memberikan manfaat untuk semuanya," harapnya.
(sof)