Kisah inspiratif Haji Robert Nitiyudo Wachjo yang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan Al-Quran sejak 2003. Melalui Pesantren Tahfidz Al-Quran Ulumul Quran di Depok, ia membangun fasilitas lengkapdari masjid hingga kliniksebagai wujud amal jariyah dan cinta pada para penghafal Al-Quran.
Camp Tahfidz ini merupakan bagian dari upaya pesantren dalam membina dan mencetak generasi Qurani yang tangguh dan mandiri. Generasi yang tidak hanya fasih membaca dan menghafal Al-Quran, tetapi juga mampu mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Lembaga pendidikan Al-Quran yang telah mendidik Ribuan santri sejak 2000-an itu rutin menggelar acara khatmul Quran yang dihadiri ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat.
Pengasuh Pondok Pesantren Kampoeng Tahfidz Cilik, Ustaz Muhammad menyampaikan Kampoeng Tahfidz Cilik mempunyai program unggulan yakni menghafal Al-Qur'an dengan metode talaqqi, salah satu metode klasik untuk menghafal.
Pondok Pesantren Kampoeng Tahfidz Cilik berada di wilayah Cinere. Karena lokasinya yang cukup strategis, membuat pesantren tahfidz khusus anak ini mudah dijangkau termasuk dengan kendaraan umum.
Kampoeng Tahfidz Cilik menjadi salah satu pondok pesantren ada di wilayah Cinere, Depok. Pesantren ini khusus diperuntukan bagi anak-anak usia 6 sampai lima 11 tahun atau usia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyambut prestasi Farhan dengan ungkapan syukur. Menurut dia, raihan Farhan merupakan inspirasi bagi para generasi muda.
Kemampuan penghafal Al-Qur'an asal Indonesia, kata Syamsul, benar-benar diperhitungkan di kancah internasional. Maka dari itu, besar harapannya agar mereka bisa menampilkan yang terbaik dalam gelaran MTQ Internasional kali ini.
Wiqen Naturalis kini sudah memiliki 22 santri laki-laki dan tujuh pendidik. Meski masih terbilang lembaga pendidikan kecil, Wiqen Naturalis menerapkan sistem pendidikan yang mengutamakan pendekatan kepada santri.
Santri Pondok Pesantren Tunarungu Darul A'shom, Sleman, Yogyakarta menghafal Al-Qur'an tidak seperti santri pesantren tahfidz pada umumnya. Itu karena mereka diberi kekhususan berinteraksi menggunakan visual, bukan pendengaran.
Saat berkunjung ke pesantren tahfidz sangat umum terdengar riuh bacaan Al-Qur'an. Tapi berbeda saat bersua dengan santri-santri Pondok Pesantren Tunarungu Darul A'shom, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Keempat santri hafiz tersebut adalah Mochammad Ali Baharun dari Jombang, Fariz Al Farizi dari Lampung, Ahmad Syauki ilaik dari Mojokerto, dan Muhammad Tzaqif Fauzan dari Maros.