LANGIT7.ID, Jakarta - Santri Pondok Pesantren Tunarungu Darul A'shom, Sleman, Yogyakarta menghafal Al-Qur'an tidak seperti santri pesantren tahfidz pada umumnya. Itu karena mereka diberi kekhususan berinteraksi menggunakan visual, bukan pendengaran.
Pendiri Darul A'shom, Ustadz Abu Faisal, mengungkapkan, terdapat 120 santri di pesantren tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah. Ada yang dari Jawa Timur, Kalimantan, Sumatera, hingga Sulawesi.
Cara menghafal mereka sangat unik. Jika santri pada umumnya menghafal berdasarkan bunyi ayat, para santri di sini memvisualkan atau menghafal huruf per huruf. Bahkan mereka mampu mengingat huruf-huruf tersembunyi seperti alif lam syamsiyah.
Baca Juga: Santri Darul A'shom Dengar Kalam Ilahi dengan Hati, Hafalkan Qur'an dalam Sunyi
"Saya pernah tanyakan ke anak saya yang hafidzah, ada berapa huruf alif lam syamsiah di Surah Al-Fatihah. Lama, karena dihitung dulu. Mereka tidak, langsung diingat, karena memang hafal huruf per huruf," kata Ustadz Abu Kahfi kepada LANGIT7.ID, Selasa (30/8/2022).
Ini bisa dilihat saat menyaksikan mereka menghafal secara langsung. Setiap santri duduk fokus di depan mushaf Al-Qur'an. Mereka lalu memperagakan huruf demi huruf menggunakan bahasa isyarat.
Tidak ada gerak di mulut, hanya tangan membentuk tanda-tanda tertentu untuk memperagakan huruf hijaiyah. Gerakan tangan mereka sangat lincah, seperti gerakan mulut bagi orang yang bisa mendengar dan melafalkan bunyi.
Saat menyetor hafalan pun begitu. Satu per satu santri maju ke hadapan muhaffidz menyetor hafalan. Bedanya, mereka menetor hafalan menggunakan bahasa isyarat. Muhaffidz juga menegur setiap kesalahan menggunakan bahasa isyarat.
Hal paling menakjubkan, mereka mampu menulis setiap ayat yang dihafal dengan aksara Arab gundul. Mirip tulisan Arab yang biasa ditemui di kitab-kitab kuning.
Baca Juga: Ustadz Abu Kahfi Bimbing Teman Tuli Mengenal Ilahi dan Hafalkan Kalam Suci
"Mereka itu membayangkan tulisan ini, ayat itu diabsen satu-satu, per huruf. Sudah dipastikan, kalau mereka hafal dengan isyarat, itu bisa dituliskan oleh mereka," kata Ustadz Abu Kahfi.
Terkait hukum tajwid, mereka juga hanya mampu menjangkau hukum tajwid yang nampak. Beberapa di antaranya tasydid, tanda waqaf, washal, tanda pemberhentian ayat. Sementara, tajwid yang bersifat tersembunyi, mereka tidak mampu menjangkau. Tajwid tersembunyi itu seperti hukum ikhfa, idgham, hingga iqlab.
"Tajwid bagi mereka yang terlihat seperti tasydid, mad wajib, waqaf, washal. batasan surat. Yang tidak terdengar seperti ikhfa, idgham, tidak tahu mereka. Bagaimana caranya," ujar Ustadz Abu Kahfi.
(jqf)