LANGIT7.ID, Yogyakarta - Saat berkunjung ke pesantren tahfidz sangat umum terdengar riuh bacaan Al-Qur'an. Tapi berbeda saat bersua dengan santri-santri Pondok Pesantren Tunarungu Darul A'shom, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Ada 120 santri tuli di pesantren ini. Mereka semua penghafal Al-Qur'an. Duduk rapi saling berhadapan. Mata tertuju ke mushaf. Tapi tidak ada suara. Sunyi. Hanya terdengar sesekali gesekan meja dengan lantai masjid yang terbuat dari kayu.
Duduk khusyuk seperti orang yang tengah konsentrasi menghafal Al-Qur 'an. Tidak ada nada, hanya gerakan tangan untuk mengisyaratkan ayat-ayat Al-Qur'an yang tengah dibaca. Pemandangan sama seperti penghafal Al-Qur'an pada umumnya, sesekali melihat ke mushaf lalu mengangkat kepala sebagai tanda upaya menghafal.
Baca Juga: Darul Ashom, Pesantren Al-Qur'an untuk Teman Tuli di Yogyakarta
Saat menyetorkan hafalan pun begitu. Ada tiga muhaffidz yang duduk di setiap halaqah. Satu per satu santri maju menyetor hafalan. Duduk sila di depan guru menggunakan isyarat tangan.
Pengasuh Darul A'shom, Ustadz Abu Kahfi, menjelaskan, para santri menghafal menggunakan visual, karena memang mereka tidak mengenal suara dan tidak paham cara melafalkan nada.
"Mereka itu membayangkan tulisan ini, ayat itu diabsen satu-satu, per huruf. Sudah dipastikan, kalau mereka hafal dengan isyarat, itu bisa dituliskan oleh mereka," kata Ustadz Abu Kahfi saat berbincang dengan LANGIT7.ID, Selasa (31/9/2022).
Rangkaian kata itu hanya berlaku bagi orang yang mampu mendengar dan bersuara. Tunarungu melalui visual lalu diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat. Begitu pun dengan ayat-ayat Al-Qur'an.
"Rangkaian kata itu hanya berlaku bagi kita yang bunyi. Mereka membayangkan, lalu mengekspresikan lewat isyarat. kalau kita orang umum, kita membaca per bunyi, tapi mereka per huruf. Mereka mengingat bismilah, itu mengingat huruf-hurufnya," kata Ustadz Abu Kahfi.
Santri Mampu Menulis Ayat yang Dihafal Salah kelebihan santri tunarungu adalah mereka mampu menulis semua ayat-ayat yang dihafal. Ustadz Abu Kahfi memperlihatkan satu lembar tulisan Surah An-Naba yang ditulis oleh santri.
Tulisan ayat Al-Qur'an itu tidak memiliki harakat. Sama persis seperti kitab gundul atau tulisan Arab gundul. Orang awam belum tentu bisa membaca tulisan itu, namun tulisan tersebut menjadi gambaran apa yang mereka hafal.
Baca Juga: Teman Tuli Juga Berhak Pelajari Al-Quran, Muslimah Ini Temukan Metode Pengajarannya
Mereka menulis ayat Al-Quran tanpa ada baris sebagaimana yang tertulis di mushaf. Terus bersambung bergantung kepada ukuran kertas.
Ilmu Tajwid ala Santri Darul A'shom Ustadz Abu Kahfi mengungkapkan, para santri itu menghafal Al-Qur'an lengkap dengan tajwid. Tapi tentu berbeda dengan orang yang bisa mendengar dan bersuara. Mereka hanya mampu memahami hukum tajwid yang bisa divisualkan.
"Tajwid bagi mereka yang terlihat seperti tasydid, mad wajib, waqaf, washal. batasan surat. Yang tidak terdengar seperti ikhfa, idgham, tidak tahu mereka. Bagaimana caranya," ujar Ustadz Abu Kahfi.
(jqf)