Nama ini Kandidat Terkuat Perdana Menteri Baru Malaysia

LANGIT7.ID, Jakarta - Situasi politik Malaysia bergulir ke tahap baru. Setelah Muhyiddin Yassin memutuskan mundur dari kursi perdana menteri (PM) karena gagal mendapatkan suara mayoritas di parlemen, kali ini politisi Malaysia mengusulkan nama pengganti kepada raja.

Raja Malaysia telah memberikan waktu bagi para partai-partai politik untuk mengusulkan nama. Usulan ini paling lambat harus diberikan pada hari Rabu (18/8/2021) pukul 16.00 waktu setempat.

Ketika mendekati tenggat waktu kemarin, partai politik mayoritas di negara itu disebut-sebut mulai mengerucut ke sebuah nama. Ia adalah Ismail Sabri Yaakob, yang menjabat wakil PM era Muhyiddin.

Nama Ismail dilaporkan telah disetujui oleh koalisi Barisan Nasional, yang juga menggandeng partai terbesar di Malaysia, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Ismail diketahui juga berada dalam naungan partai itu.

"Pria berusia 61 tahun itu kemungkinan akan dapat memperoleh kepercayaan lebih dari setengah dari 222 anggota parlemen dengan dukungan partai Muhyiddin, Bersatu, dan partai Islam PAS," ujar anggota parlemen UMNO Tajuddin Abdul Rahman, seperti dikutip Bernama.

Semua anggota parlemen, dilansir The Star, Kamis (19/8/2021) telah menyerahkan deklarasi mereka ke istana, menyatakan siapa yang mereka dukung sebagai pemimpin negara berikutnya

Majelis Rendah saat ini memiliki 220 anggota parlemen dan dua kursi kosong. Dilaporkan 114 anggota parlemen menyatakan mendukung, Ismail Sabri. Maka ia mendapatkan suara mayoritas sederhana.

Hari ini 114 anggota parlemen yang menyatakan dukungan ke Ismail diharapkan berada di Istana Negara Malaysia pada pukul 10.00

Ketokohan Ismail muncul setelah mempelopori kebijakan keamanan selama krisis Covid-19. Ia dipromosikan menjadi wakil PM pada Juli lalu dalam upaya Muhyiddin meredakan ketegangan dengan UMNO.

Kondisi perpolitikan Malaysia mengalami ketagangan setelah Muhyiddin beberapa kali bermanuver mengenai keadaan darurat nasional dan pembatasan pergerakan publik yang seringkali diputuskannya secara sepihak. Bahkan, Raja Malaysia juga beberapa kali diketahui memberikan teguran kepada Muhyiddin.