LANGIT7.ID, Jakarta - Perlambatan
investasi di sektor teknologi finansial (fintech) dinilai wajar akibat ketidakpastian
perekonomian global imbasa konflik geopolitik dan inflasi.
Hal itu dikatakan Steering Committee Indonesia Fintech Society (Ifsoc), Hendri Saparini dalam
Media Briefing: Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital yang diikuti
Langit7, Selasa (27/12/2022).
Menurutnya, investasi pada sektor ekonomi digital dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi global dan domestik. Apalagi di tahun ini perekonomian tengah mengalami ketidakpastian akibat dampak konflik geopolitik dan inflasi.
"Hal itu juga mempengaruhi dunia investasi. Wajar bila kemudian ada perlambatan dalam investasi," ujarnya.
Baca Juga: Krisis Ekonomi Global Ternyata Pernah Terjadi di Zaman Nabi YusufWalaupun mengalami perlambatan, pendanaan fintech di tahun 2022 ternyata tetap mengalami pertumbuhan. Hal itu mencerminkan adanya potensi pertumbuhan untuk sektor fintech di tahun depan.
"Jadi saya rasa apa yang kita khawatirkan tekait perlambatan di sisi teknologi, rasanya tidak akan terjadi," ujarnya.
Namun Saparini mengakui, ketidakpastian perekonomian dunia memang akan mendorong investor global menjadi lebih selektif. Terutama fokus pada profitabilitas daripada ketimbang pertumbuhan.
"Ini harus kita terima karena ada hal positif, yakni akan mendorong startup untuk melakukan penyesuaian. Seperti efisiensi pengeluaran, persiapan cashflow, dan fokus lini bisnis pada unit ekonomi yang lebih baik," jelasnya.
Persaingan Startup Lebih Sehat Saparini meyakini, perlambatan investor itu juga akan menjadi titik balik bagi startup agar menerapkan persaingan bisnis yang lebih sehat.
"Ini bagus karena secara domestik akan mendorong perubahan arah investssi startup di Indonesia," katanya.
Sementara untuk tahun 2023, investasi startup masih terbilang menarik. Apalagi pasar investasi startup dan fintech di sektor konsumsi telah pulih dan industri yang juga sudah kembali menggeliat.
"Dengan kondisi ini kami meyakini tahun depan investasi di startup fintech masih bagus. Jadi memang ada hal yang perlu kita yakini tentang investasi fintech dan startup di Indonesia," tambahnya.
(bal)