LANGIT7.ID, Jakarta - Rasulullah SAW menggunakan hewan tunggangan Buraq dalam peristiwa
Isra Mi'raj. Buraq ini memiliki gerak kecepatan secepat kilat.
Allah SWT berfirman, "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al Isra: 1).
Pendakwah Ustaz
Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalan (Isra) secepat kilat hanya dalam waktu semalam.
Baca Juga: Zulhas: Isra Mi'raj Momentum Politisi Istikamah Perjuangkan Persatuan Bangsa"Dikatakan secepat kilat, karena Rasulullah bisa berpindah dari Masjidil Haram di kota Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina hanya dalam waktu satu malam," kata UAH dalam penggalan kajiannya, dikutip Sabtu (18/2/2023).
Adapun sesuatu yang bergerak secepat kilat dalam bahasa Arab itu disebut barqun. Kilat itu bermakna perjalanan yang sangat cepat.
"Ketika barqun menjadi tunggangan dan dipraktikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secepat kilat, maka berubah kalimatnya dari barqun menjadi buraqun (buraq)," ujarnya.
Lantas seperti apa buraq yang disebutkan dalam peristiwa Isra Mi'raj tersebut?
Rasulullah bersabda, "Dibawakan kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, lebih pendek dari bighal (bagal) dan lebih tinggi dari pada keledai. Yaitu buraq." (HR. Bukhari)
Sementara untuk mengetahui bahwa buraq memang menjadi tunggangan Rasulullah dan melakukan aktivitas, juga digambarkan dalam hadis riwayat lainnya.
Baca Juga: Imani Risalah Isra Miraj, Haedar Nashir: Manifestasikan dalam KehidupanNabi SAW bersabda, "Kemudian dibawakan kepadaku seekor hewan tunggangan putih, namanya Buraq. Lebih tinggi dari pada keledai dan lebih pendek dari bighal (bagal). Satu langkah kakinya di ujung pandangannya. Lalu aku dinaikkan di atasnya. (HR. Ahmad dan Muslim).
UAH menjelaskan, dalam hadis itu digambarkan bahwa buraq bergerak secepat kilat. Satu langkah kaki buraq langsung mencapai kepada ujung dari pandangan matanya.
"Jadi disebut buraq karena kilatannya akan sampai pada tujuan hanya dari sebatas penglihatannya saja. Jadi begitu lihat, langsung sampai," ucap UAH.
Ia menambahkan, kepercayaan terhadap Isra Mi'raj dan buraq sebagai tunggangan Nabi Muhammad SAW itu memerlukan keimanan. Sehingga dengan iman tersebut akan datang hikmah untuk umat Islam.
"Ini perkara keimanan. Artinya, untuk memaknai hal ini perlu diawali dengan keimanan, baru setelah itu akan ada hikmah yang sampai dan diberikan Allah SWT," tambahnya.
Baca Juga: Isra Mi’raj Momen Tingkatkan Etos Iman, Ilmu, dan Amal Shalih(gar)