LANGIT7.ID - , Jakarta -
Gerhana Matahari Hibrida (GMH) akan terjadi pada 20 April 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) memprediksi GMH dapat diamati dari Indonesia.
Melansir laman BMKG, GMH terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris. Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan
Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Baca juga: Gerhana Matahari Hybrid Bakal Menghiasi Langit Indonesia, Ini Jadwalnya"Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan," sebut BMKG melalui keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (8/3/2023).
GMH sendiri terdiri dari dua tipe gerhana, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. Sementara, terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
"Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total," terangnya.
Baca juga: Fenomena Astronomi Sepanjang 2023: Gerhana Bulan dan MatahariSelain GMH, di tahun ini diprediksi ada tiga kali gerhana lain yang terjadi, yaitu:
1. Gerhana Matahari Hibrid (GMH) 20 April 2023 yang dapat diamati dari Indonesia,
2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 5-6 Mei 2023 yang dapat diamati dari Indonesia,
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 14 Oktober 2023 yang tidak dapat diamati dari Indonesia, dan
4. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 29 Oktober 2023 yang dapat diamati dari Indonesia.
Baca juga: Potret Indahnya Gerhana Bulan Total di Berbagai Belahan Dunia(est)