LANGIT7.ID - , Jakarta -
Bau mulut menjadi masalah yang sering terjadi saat menjalankan
ibadah puasa. Kondisi dipicu oleh berbagai kebiasaan, di antaranya kurang minum air mineral yang dapat menyebabkan mulut menjadi kering dan cenderung lebih asam.
Dokter gigi drg. Ary Agustanti, M.Kes menjelaskan, saat puasa penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi saat
sahur dan
buka puasa.
Baca juga: Cara Atasi Bau Mulut saat Puasa, Ini Saran Dokter Gigi UGMSelain itu, tambah dokter lulusan
Universitas Indonesia (UI) itu, pemicu bau mulut lainnya adalah pembersihan gigi yang tidak optimal. Hal ini terjadi karena plak atau karang yang berasal dari sisa makanan yang menumpuk hingga akhirnya berkembang menjadi bakteri penyebab bau mulut.
Melansir Antara, Ary menerangkan, bau tidak sedap dapat diperparah bila ada infeksi yang dibiarkan, termasuk gigi berlubang dengan sisa makanan yang dibiarkan menempel di celah gigi dalam durasi yang cukup lama.
Kemudian, kondisi mulut yang kering dan adanya karang gigi dapat memudahkan terjadinya radang gusi. Selain itu, gigi yang sudah berlubang bisa menjadi semakin berlubang karena kondisi mulut yang kering dan asam.
Sementara dokter gigi spesialis prostodonsia drg. Inge Paramitha, Sp.Pros menambahkan kebiasaan merokok juga dapat berujung pada kondisi bau mulut yang tidak sebab asap rokok dapat menimbulkan rongga mulut kering dan lebih asam.
Baca juga: Bau Mulut Bikin Nggak Pede, Ikuti 5 Cara AtasinyaSelain itu, rokok juga mengandung nikotin dan tar yang bisa memudahkan pembentukan karang gigi.
"Sebetulnya rokok itu selain nggak baik untuk kesehatan, buat mulut itu nggak baik. Karena asap rokok yang dihisap itu kan, pertama, panas jadi rongga mulutnya kering. Kedua, karena kandungan di dalam rokok itu kan ada nikotin dan tar yang akan bikin stay di gigi," kata Inge.
Penyebab lain dari bau mulut juga berasal dari makanan yang berbau tajam, memiliki potensi untuk menimbulkan bau mulut. Akan tetapi, kata Inge, ini bisa dicegah selama seseorang tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa.
"Yang paling penting itu sebenarnya bukan menghindari makanan tapi menjaga kebersihan mulut sama konsumsi air putih yang cukup," ujar dia.
Untuk mengatasinya, sikat gigi yang dilakukan secara tepat perlu dilakukan sehingga sisa makanan di celah-celah gigi dapat hilang sepenuhnya. Adapun waktu wajib yang dianjurkan untuk sikat gigi pada bulan Ramadan yaitu sebelum tidur dan setelah makan sahur.
Baca juga: Hilangkan Bau Mulut, Paru-paru Hitam dan Cegah Kanker dari Satu Buah IniInge mengingatkan bahwa takaran pasta gigi yang dioleskan di atas permukaan sikat hanya diperlukan sebanyak "sebiji jagung" sehingga busa yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
Kemudian, setelah menyikat gigi, sisa busa dari pasta gigi cukup dibuang atau diludahkan. Kemudian sebaiknya tunggu selama 30 menit dan selanjutnya diperbolehkan untuk berkumur. Hal ini dilakukan agar kandungan aktif dalam pasta gigi bisa menyerap ke dalam gigi.
"Yang baik itu malah sebenarnya sesudah kita sikat gigi, itu nggak berkumur terlalu sering. Jadi pasta giginya itu nggak sekali hilang," ujar Inge.
"Karena di dalam pasta gigi itu fluoride, ada xylitol, ada bahan-bahan aktif yang sebenarnya justru bagus kalau dia stay di dalam mulut di gigi (terlebih dahulu sebelum berkumur)," kata Inge.
(est)