LANGIT7.ID-,Jakarta- - Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan, Buya Syakur Yasin, menegaskan pentingnya memahami konsep
ibadah sebelum menunaikan ibadah kepada Allah Ta’ala.
“Coba kita bangun dulu persepsi pemahaman tentang ibadah itu seperti apa, secara utuh, jangan ada kegamangan di tengah-tengah sebelum kita masuk (ibadah),” ujar Buya Syakur saat menyampaikan tausiah Ramadhan secara daring, Kamis malam (6/4/2023).
Menurut Buya Syakur, banyak orang salah dalam memahami pengertian ibadah. Ibadah bukan hanya sekadar ritual, namun juga termasuk dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Ibadah merupakan bentuk pengabdian, yang mencakup semua gerak, ucapan, pikiran, perasaan, bahkan keringat seorang hamba.
“Kalau dia mengabdi pada negara, namanya Abdi Negara, kalau mengabdi kepada uang namanya Abdi uang, kalau mengabdi kepada Allah, namanya ibadah. Semua gerak kita, ucapan kita, pikiran kita, perasaan kita, keringat kita, semuanya ditujukan untuk siapa? Untuk Allah” jelas Buya Syakur.
Baca juga:
Kesiangan tidak Sahur, Apakah Puasa tetap Sah?Maka itu, penting mengenal Allah Ta’ala sebelum beribadah. Mengenal Allah tidak hanya ditunjukkan dengan cara beribadah saja. Akan tetapi, pengenalan itu dengan diimplementasikan dalam perilaku kita sehari-hari.
“Walaupun sederhana, ciri dari yang sudah mengenal Allah tidak hanya ditunjukkan dengan cara orang beribadah saja, tapi bagaimana dia bisa implementasikan dalam perilaku,” ucap Buya Syakur.
Buya Syakur menegaskan, pemahaman tentang ibadah dan pengenalan akan Allah harus dipahami secara utuh sebelum melakukan peribadatan. Dengan demikian, peribadatan yang dilakukan akan memiliki makna yang lebih dalam dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ketika saya mengenal ilmu makrifatullah ini, saya lebih confident. Sebagai makhluk spiritual yang sedang menjadi manusia lagi. Saya sangat menikmati agama pada saat ini,” tutur Buya Syakur.
Buya Syakur juga menekankan, inti dari ibadah bukanlah ritual, melainkan pengabdian. Saat ditanya di manakah letak inti ibadah, dia menjawab, "Inti ibadah itu ada pada sikap kita, bagaimana kita bisa mengimplementasikan dalam perilaku kita sehari-hari."
Hal serupa disampaikan Fifolog Salman Iskandar. Dia menegaskan, seorang muslim harus meyakini bahwa Islam bukan sekadar ibadah ritual. “Islam itu bukan perkara ibadah semata-semata,” katanya dalam Diskusi Khusus: Mencampakkan Komunisme dan Kapitalisme, Menegakkan Islam Kaffah di Rayah TV.
Islam bukan hanya perkara yang mengatur urusan diri sendiri atau pun dengan Allah. Namun, Islam juga mengatur hubungan antarmanusia dengan manusia lain. Justru, aturan paling banyak dalam syariat berhubungan antarsesama manusia.
“Itu berkenaan dengan muamalah. Ada juga sistem sanksi atau uqubat. Bagaimana Islam mengatur jika hubungan antarmanusia itu ada perselisihan, persengkataan, masalah dan sebagainya? Maka itu perlu ada aturan main,” ujar Salman Iskandar.
Akan tetapi, masih banyak orang yang tidak memahami konsep tersebut. Banyak orang melihat Islam hanya sekadar agama ritual saja. Islam diletakkan di dalam masjid, dan tidak dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Bagaimana konsepsi Islam dengan syariatnya yang begitu mulia itu mengatur terkait dengan tatanan pemerintahan kekuasaan. Kemudian, bagaimana pengelolaan sumber daya alam? Bagaimana pendistribusiannya dan sebagainya? Mendesak untuk disampaikan agar kaum muslim tidak hanya memahami Islam sebagai ibadah ritual, tapi Islam ada konsepsi kehidupan,” ujar Salman Iskandar.
(ori)