Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 15 Mei 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Sejarah Idul Fitri, Dirayakan Usai Perang Badar

Muhajirin Sabtu, 22 April 2023 - 22:53 WIB
Sejarah Idul Fitri, Dirayakan Usai Perang Badar
Sejarah Idul Fitri, asal muasalnya dirayakan usai Perang Badar di zaman Rasulullah SAW.
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Hari Raya Idul Fitri merupakan perayaan besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Momen kemenangan ini dicapai setelah umat Islam menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan. Idul Fitri juga menjadi momentum untuk saling bermaaf-maafan.

Dalam catatan Imam Ibnu Katsir, ia menjelaskan bagaimana perayaan Idul Fitri berlangsung pada masa Rasulullah SAW. Dalam riwayat shahih, disebutkan bahwa Rasulullah merayakan hari pertama Idul Fitri dalam keadaan lelah dan bersandar pada Bilal bin Rabah untuk menyampaikan khutbah.

Mengambil makna positif dari momen kemenangan tersebut sangatlah dianjurkan, seperti yang ditunjukkan oleh antusiasme Rasulullah SAW dalam merayakan Idul Fitri. Namun, tentu saja Nabi tidak mengabaikan aturan-aturan syariat agama atau berlebihan dalam menyambut perayaan tersebut.

Dalam sejarah Islam, seperti dikutip laman Unpak, perayaan Idul Fitri pertama kali diselenggarakan pada 624 Masehi atau tahun kedua hijriyah. Waktu perayaan itu bertepatan setalah Perang Badar berakhir yang dimemangkan umat Islam.

Perang Badar terjadi pada bulan suci Ramadhan. Pada saat itu, jumlah umat Islam jauh lebih sedikit dibandingkan kaum musyrik. Namun faktanya, Allah memberikan kemenangan kepada umat Islam.

Baca juga:Tanda Ramadhan Seseorang Sukses: Terus Berbuat Baik di Bulan-Bulan Berikutnya

Hari raya Idul Fitri merupakan momen di mana semua elemen umat Muslim merasakan segala kebaikan yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan. Maka itu, perayaan Idul Fitri dapat membawa kebahagiaan bagi seluruh umat Muslim dari berbagai lapisan masyarakat.

Hakikat perayaan Idul Fitri sejatinya adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Umat Islam yang berhasil menjinakkan nafsu selama Ramadhan kembali fitrah dan layak untuk merayakannya dengan cara yang baik dan benar.

Dalam catatan sejarah, Idul Fitri akhirnya selalu disambut dengan suka-cita. Pada zaman Dinasti Abbasiyah, perayaan Idul Fitri dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang meriah. Biasanya perayaan dilakukan selama tiga hari yang diakhir dengan menyantap beraneka ragam makanan halal yang disajikan.

Dalam buku Empire of the Islamic World karya Robin Santos Doak dijelaskan, umat muslim yang berada di jalan-jalan Kota Baghdad dihibur dengan penampilan para musisi dan penyair. Tentu saja, hiburan itu bernilai positif dan tidak melanggar syariat.

Sedangkan Ege Yayinlari dalam Discover Islamic Art in the Mediterranean menyebut, para sultan Dinasti Mamluk (1250-1517 M), di Mesir membagikan pakaian, hadiah, dan uang kepada masyarakat saat Idul Fitri. Di India, para sultan Dinasti Mughal melakukan arak-arakan bersama pengawal kerajaan dalam merayakan Idul Fitri.

Selama masa Kesultanan Ottoman di Turki, mereka memiliki kebiasaan menembakkan meriam setiap malam 1 Syawal dalam rangka memperingati Idul Fitri. Meriam tersebut ditembakkan ke udara sebagai simbol penanda berakhirnya perayaan Idul Fitri.

Tradisi Sambut Idul Fitri di Era Modern
Di Indonesia, tradisi halal-bihalal identik dengan perayaan Idul Fitri. Dalam buku Al Masalik wal Mamalik karya Ibnu Khordabdih dijelaskan, mayoritas watak masyarakat yang hidup sepanjang garus khatulistiwa merupakan orang-orang yang terbuka dan egaliter. Sikap tersebut pun identik dengan masyarakat Indonesia.

Namun, tidak hanya di Indonesia, Idul Fitri juga dirayakan di berbagai negara dengan cara yang berbeda dan unik sesuai tradisi masing-masing. Mengutip laman sman2-tp, Di India, meskipun umat Muslim merupakan minoritas, perayaan Idul Fitri selalu dirayakan dengan meriah.

Saat perayaan tersebut, dihidangkan beberapa makanan khas seperti "Sheer Kurma", hidangan manis, dan "Servai", sejenis mie dari beras. Pada malam takbiran, orang-orang berkunjung ke pasar dan berbelanja. Para wanita juga menghias tangan mereka dengan pacar serta memakai pakaian tradisional.

Mirip dengan perayaan di India, merayakan Idulfitri di China juga sangat meriah meskipun umat Islam merupakan minoritas di negara tersebut. Perayaan ini dirasakan terutama di wilayah Xinjiang dan Yunnan, di mana populasi Muslim terbesar berada.

Setelah melaksanakan salat Id, umat Islam berkumpul untuk berbagi makanan dan bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Selanjutnya, mereka melakukan ziarah ke makam leluhur atau tokoh Islam setempat.

Setelah melaksanakan salat Id di masjid, orang-orang Muslim di Maroko biasanya menikmati sarapan yang meriah dengan menyantap makanan-makanan tradisional seperti pancake Maroko, Baghrir, biskuit, dan teh mint. Seperti halnya di Indonesia dan beberapa negara Muslim lainnya, anak-anak juga akan diberikan hadiah dan uang pada perayaan Idul Fitri di Maroko.

Di Mesir, umat Islam juga memiliki tradisi meriah dalam menyambut Idulfitri yang melibatkan silaturahmi. Namun, perbedaannya adalah mereka hanya melakukan silaturahmi dengan keluarga saja, tidak dengan tetangga di sekitar mereka.

Di Afrika Selatan, seperti halnya di hampir semua negara yang merayakan Idulfitri, berkunjung ke rumah sanak keluarga telah menjadi tradisi. Setiap tahun, orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town, untuk merayakan hari terakhir di bulan Ramadan. Kemudian, mereka akan saling berkunjung ke rumah sanak saudara atau tetangga dekat.

Idulfitri di Australia juga memiliki kegembiraan yang tak kalah dari negara-negara lain. Biasanya, di hari raya akan diadakan festival multikultural yang melibatkan umat Islam dan agama lainnya untuk memeriahkan acara tersebut. Festival tersebut terbuka untuk umum, bahkan dihadiri oleh para pejabat.

Di Arab Saudi, Idul fitri dirayakan dengan pertunjukan seni yang kental. Tradisi unik ini melibatkan teater, pembacaan puisi, parade musik, tari, dan berbagai jenis pertunjukan seni lainnya. Selain itu, rumah-rumah dihias hingga terlihat meriah. Makanan yang disajikan berbeda dengan Indonesia, bukan ketupat atau opor ayam, melainkan daging domba yang disajikan dengan nasi dan sayuran tradisional.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 15 Mei 2025
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan