Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 04 November 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Cara Agar Pekerjaan Bernilai Ibadah di Sisi Allah SWT

Muhajirin Kamis, 06 Juli 2023 - 16:00 WIB
Cara Agar Pekerjaan Bernilai Ibadah di Sisi Allah SWT
Setiap pekerjaan seorang Islam bisa bernilai ibadah di sisi Allah SWT
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Setiap pekerjaan seorang Islam bisa bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Ini merupakan salah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar bisa memperbanyak bekal menuju akhirat.

Amal ibadah merupakan bekal menghadapi kematian agar mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Baik amalan yang bersifat wajib maupun sunnah, amalan yang dikerjakan harian, pekanan, bulanan, maupun tahunan. Amalan yang berkaitan dengan hukum syariat maupun amalan yang berkaitan dengan hukum kauniyah (hukum alam semesta).

"Selama kita telah mukallaf, masih sehat dan tidak memiliki udzur, maka amalan tersebut harus kita kerjakan. Namun, amalan yang kita kerjakan janganlah sampai sia-sia. Sungguh rugi jika kita telah mengorbankan waktu, tenaga bahkan biaya namun amalan yang dikerjakan sia-sia tanpa bernilai ibadah dan tanpa pahala," kata Bupati Tanjung Barat, KH Anwar Sadat saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, dikutip Kamis (6/7/2023).

Baca juga:Jihad Lawan Narkoba, MUI: Bisa Rusak Masa Depan Bangsa

Maka itu, agar amalan yang dikerjakan tetap terhitung sebagai ibadah dan bernilai pahala, maka ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

1. Niat
Niat menjadi dasar utama atas perbuatan seorang manusia. Begitu pentingnya peran niat sehingga satu amalan yang sama bisa menjadi besar atau kecil, bernilai ibadah atau tidak, menghasilkan pahala atau sia-sia. Hal itu tergantung pada niat orang yang melakukannya.

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niat dan setiap orang akan mendapatkan seperti apa yang dia niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, agar semua amalan yang dikerjakan bernilai ibadah disisi Allah serta mendapatkan pahala, maka harus memperbaiki niat. Niat yang baik akan bernilai ibadah. Sebaliknya, niat yang buruk justru akan merusak nilai dari amalan tersebut.

Anwar mencontohkan, orang yang shalat dengan niat menjalankan kewajiban dan melaksanakan perintah Allah, maka amalnya akan dianggap sebagai ibadah. Sebaliknya, jika shalat dengan niat riya, maka niat itu akan merusak amalnya.

2. Ikhlas
Keikhlasan merupakan hal kedua yang harus diperhatikan setelah niat yang baik. Niat memang penting karena menajadi dasar dalam berbuat, namun dalam pelaksanaanya harus dibarengi dengan keikhlasan.

"Ikhlas adalah dimana saat kita mengerjakan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa paksaan, tanpa tekanan dan tanpa mengharapkan balasan dari orang lain kecuali balasan dari Allah SWT," ujar Anwar.

Dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan.” (QS. al-A'raf: 29)

Niat dan ikhlas merupakan dua perbuatan hati yang orang lain tidak akan tahu kecuali diri sendiri. Diri sendiri yang bisa menentukan apakah niat baik atau buruk, apakah ikhlas atau tidak. Maka tak perlu berkecil hati dengan ibadah yang dilakukan.

"Ketika kita miskin, jangan berkecil hati jika tidak mampu bersedekah sebanyak orang kaya. Ketika kita hanya orang biasa, jangan berkecil hati jika ibadah kita tidak sebanyak orang alim. Perbaiki saja niat dan keikhlasan dalam beramal maka hanya Allah lah yang tahu yang menentukan balasan kepada hamba-Nya," ungkap Anwar.

Baca juga:Kecanduan Medsos Timbulkan Risiko Depresi dan Kecemasan

Imam Al-Ghazali pernah menceritakan didalam kitabnya Ihya Ulumuddin, pada suatu hari terdapat kaum yang menuhankan pepohonan, mereka menyembah dan memujinya. Di antara kaum tersebut ada seorang ahli ibadah yang rajin beribadah kepada Allah.

Maka pada suatu hari dengan perasaan marah atas perbuatan kaumnya, ia hendak menebang pohon yang menjadi sesembahan tersebut. Di tengah perjalanan ia dihadang oleh iblis yang menjelma menjadi seorang lelaki tua.

Iblis itu pun menggodanya untuk tidak menebang pohon tersebut. Bahkan, iblis menantang walaupun ia menebang pohon itu, maka kaumnya tetap akan mencari pepohonan yang lain. Mendengar omongan iblis tersebut, ahli ibadah itupun marah dan memukul iblis hingga jatuh tersungkur.

Namun iblis tidak menyerah, ia tetap menggoda dengan bujuk rayunya. Iblis berkata, "Wahai ahli ibadah, engkau bukan seorang nabi dan engkau hidup dalam kemiskinan, tinggalkan sajalah niatmu untuk menebang pohon pasti nanti akan ada orang lain yang menebangnya. Aku menjamin jika engkau tetap beribadah maka akan ada uang yang datang kepadamu."

Ahli ibadah itupun tergoda. Akhirnya dia pulang dan beribadah kepada Allah dan sesuai janji iblis, pada paginya dia menemukan uang dua dinar di depan rumah. Hal ini terjadi selama dua hari. Namun, pada hari yang ketiga, iblis tidak lagi menepati janji. Dia tidak lagi menemukan uang di depan rumah. Hal ini membuat dia marah dan kembali pergi untuk menebang pohon sesembahan.

Baca juga:PKS Sebut JIS Kebanggaan Jakarta, Layak Diapresiasi

Seperti sebelumnya kali ini pun dia dihadang oleh iblis dan dengan perasaan marah. Dia memukul iblis tersebut, namun yang terjadi sungguh di luar dugaan. Ternyata malah dia yang kesakitan dan jatuh tersungkur.

Ahli ibadah itu keheranan dan bertanya mengapa kemarin bisa menang, sedangkan hari ini justru kalah. Iblis berkata, "Kemarin engkau menang karena niatmu benar dan ikhlas untuk menegakkan agama Allah, namun hari ini niatmu sudah rusak karena kemarahanmu muncul setelah tidak lagi mendapatkan uang dariku."



(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 04 November 2025
Imsak
03:58
Shubuh
04:08
Dhuhur
11:40
Ashar
14:56
Maghrib
17:50
Isya
19:01
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan