LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dzikir yang dilakukan dengan khusyuk merupakan salah satu ikhtiar untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, ketenangan hidup, menjadi wasilah sebanyak meraih kebaikan, emosi lebih terkendali. Itu karena dzikir dapat menenangkan hati dan menyejukkan hati.
Founder Formula Hati, Ustadz Muhsinin Fauzi, menjelaskan, Al-Qur’an banyak menyandingkan sifat khusyu dalam konteks shalat. Maka itu, khusyuk selalu diidentikkan dengan shalat.
Secara bahasa, khusyuk berarti tunduk atau rendah. Secara istilah dikontekskan ke shalat maka khusyuk berarti totalitas ketundukan dan menghibah bersamaan di dalamnya ada mahabah, rasa takut, merasa tak berdaya di depan Allah, ada harapan untuk mendapatkan yang lebih dari karunia serta rahmat-Nya.
Dalam Al-Qur’an, khusyuk digambarkan ke dalam beberapa makna. Pertama, khusyuk diartikan merendahkan suara.
يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا
“Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (malaikat) tanpa berbelok-belok (membantah); dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik.” (QS Taha: 108)
Kedua, khusyuk diartikan dengan tunduk, rata, dan hancur terpecah-pecah.
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS Al-Hasyr: 21)
Ketiga, khusyuk diartikan dengan tunduk berserah diri yang berujung kebahagiaan.
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
“Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS Al-Anbiya: 90)
Khusyuk tidak hanya untuk ibadah saja, tetapi juga untuk semua lini kehidupan manusia. Dalam hal di luar ibadah, seseorang yang melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh itu adalah khusyu’. Hal ini dikarenakan dia melakukan pekerjaan tersebut karena Allah semata.
“Sehingga dalam melakukan pekerjaanya, dia tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang agama karena dia yakin Allah melihat dan mengetahui apa yang dia kerjakan,” kata Ustadz Fauzi dalam kajian Dzikir dan Taubat yang diadakan Formula Hati secara daring, dikutip Senin (18/9/2023).
(ori)