LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pakar pendidikan Islam, Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, menguraikan perdebatan di masyarakat terkait Israel sebagai nama Nabi Ya’kub AS. Julukan Bani Israel merujuk kepada keturunan Nabi Ya’qub AS.
“Kalau begitu, kan kita tidak boleh mengutuk seorang nabi? Jangankan mengutuk, menjelek-jelekkan pun tidak boleh. Sama halnya kita tidak boleh menjelek-jelekkan keturunan seorang nabi. Apalagi sampai mengutuk,” kata Fauzil melalui laman media sosial, Kamis (2/11).
Akan tetapi, kata dia, berbeda halnya dengan keturunan Nabi Ya’kub yang melampaui batas. Bahkan, Allah SWT telah menunjukkan patutnya untuk melaknat mereka. Hal itu termaktub dalam Surah Al Maidah ayat 78.
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. Al-Maidah: 78).
Menurut Fauzil, ayat ini dan berbagai ayat lain yang senada jelas menyebut Bani Israil, yakni keturunan Nabi Ya’kub AS. Apakah semua keturunan Nabi Ya’qub tercela? Tidak. Bahkan Nabi Isa AS yang kelak akan turun pula ke muka bumi, bermakmum di belakang Imam Mahdi, juga salah satu dari keturunan Nabi Ya’qub AS alias termasuk Bani Israil.
Artinya, ketika Bani Israil dicela, maknanya bukan keseluruhan, melainkan yang kafir dan melampaui batas kerusakannya. Adapun yang beriman dan istiqamah dengan dienul Islam, tidak termasuk di dalamnya.
“Sama seperti ketika dalam hadis disebut “setiap mata berzina”, tidak menunjuk pada makna bahwa setiap mata tanpa kecuali pasti berzina. Kullu tidak selalu bermakna seluruhnya secara mutlak,” ujar Fauzi.
(ori)