LANGIT7.ID-, Jakarta- - Tiap anak memiliki bakat masing-masing dan hal ini bisa terlihat sejak kecil, namun bisa juga tidak. Hanya masalah waktu, tapi keduanya tetap harus menjadi perhatian orangtua.
Bakat tersebut muncul atas dasar potensi yang dimiliki sebagai bawaan sejak lahir. Orangtua harus jeli melihat bakat anak-anak mereka. Menjadi hal mudah bila anak Anda termasuk seorang yang ekspresif, sebab dengan gamblang ia akan menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu yang mengarah pada bakat yang ia punya. Sifatnya tidak dibuat-buat dan muncul begitu saja.
Kemunculan bakat ini tidak bisa disamaratakan pada semua anak. Ada yang mulai diperlihatkan sejak sekira usia 2 sampai 3 tahun.
Seorang anak yang mempunyai bakat terhadap satu bidang, maka ia akan dengan mudah belajar serta mendalami sesuatu dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, dengan hasil justru lebih baik.
Baca juga:
Penting, Orangtua Harus Bijak Unggah Foto Anak di Media SosialNamun tidak semua anak berkarakter seperti itu. Bagaimana bila buah hati tidak menunjukkan minat terhadap apapun di masa kanak-kanaknya? Nah, di sinilah peran aktif orangtua amat dibutuhkan. Jangan dahulu kecil hati dan langsung berpikir anak Anda tidak memiliki bakat apapun. Sebagai orangtua perlu menanamkan pola pikir bahwa tiap anak diberi bakat oleh Tuhan.
“Untuk orangtua yang anaknya telah menunjukkan bakat sejak kecil, itu sudah enak jadi tinggal mendukung untuk lebih mengasah bakat. Tapi bila anak tidak menunjukkan bakatnya sejak kecil, maka orangtua harus sabar,” kata Psikolog Sani B Hermawan saat dihubungi.
Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu menambahkan, oarngtua bisa mulai melakukan observasi, menggali, dan mengajak buah hati untuk mencari tahu apa yang menjadi minat dan bakatnya.
Selalu menstimulasi dan merangsang anak dengan mengenalkan pada banyak hal seperti olahraga, bidang seni atau kegiatan lain yang dapat membuka wawasan dan pikiran anak.
Orangtua juga harus jeli melihat apakah anak antusias dalam melakukan suatu aktivitas. Sebab antusiasme anak ketika menjalani suatu aktivitas dapat memperlihatkan kecenderungan minatnya. Kemahirannya dalam beraktivitas ataupun kemampuan cepat menyerap informasi di bidang tertentu menunjukkan bakatnya.
“Membuka” mata anak untuk menemukan ketertarikannya berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak, yaitu akan meningkat yang secara perlahan-lahan mempengaruhi segala hal yang dijalaninya.
“Bimbingan orangtua punya peran penting yang tidak bisa dipungkiri. Talenta yang dimiliki seorang anak bisa menjadi besar dan bermakna, ketika ada wadah yang tepat untuk menyuburkannya. Setiap talenta membutuhkan dukungan sesuai dengan proses tumbuh kembangnya,” imbuh Sani.
Asah Bakat Anak
Lebih lanjut Psikolog Sani menuturkan, anak yang telah menunjukkan bakat sejak kecil ibarat menjadi “bonus” untuk orangtua. Ayah-bunda tak perlu melakukan tindakan ekstra untuk mencari tahu.
Tapi perlu diingat bahwa tugas orangtua bukan berarti berhenti sampai di sini. Orangtua harus memfasilitasi buah hati untuk mengasah bakatnya. Sebab anak yang memiliki banyak bakat pun tidak akan menjadi apa-apa di kemudian hari bila sejak kecil tidak diasah.
Upaya memfasilitasi anak menjadi hal penting dalam tindakan mendukung bakat anak. Seperti misalnya, mendaftarkan anak pada les atau kursus maupun perkumpulan sesuai bidang yang diminati. Dukungan tak melulu bersifat komersil, Anda bisa sekadar bercerita dan berdiskusi dengan buah hati mengenai hal-hal terkait bakat mereka.
Misalnya di bidang olahraga khususnya sepakbola. Anda bisa menemani si kecil menyaksikan pertandingan sepakbola di televisi dan kemudian mendiskusikannya sesuai tingakatan usia. Di bidang musik, Anda bisa menemani anak saat menyaksikan musik favoritnya di Youtube dan sebagainya.
Last but not least, bila anak telah menunjukkan ketertarikan terhadap satu bidang orangtua harus mendukung dan tidak mematikan minat anak apabila bakat anak ternyata tidak seperti yang diharapkan.
Misalnya, ada orangtua ingin anak mereka berbakat dalam hal sains tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Si anak justru punya ketertarikan terhadap bidang lain. “Semua bakat anak harus didukung, apapun itu dan bagaimanapun caranya. Ikuti anak menikmati bakatnya,” saran Sani.
(ori)