Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 25 September 2025
home wirausaha syariah detail berita

Gunakan Pupuk Bio Organik, Muslim Asal Cirebon Ini Sukses Panen Kol Bobot 2,5 Kg

mahmuda attar hussein Kamis, 09 September 2021 - 12:00 WIB
Gunakan Pupuk Bio Organik, Muslim Asal Cirebon Ini Sukses Panen Kol Bobot 2,5 Kg
Ilustrasi kebun kol. Foto: Langit7/Istock
LANGIT7.ID, Cirebon - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian pada triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan tertinggi di antara seluruh sektor lapangan usaha yang ada, yakni sekitar 12,93 persen.

Selain itu, sektor pertanian juga berkontribusi sebesar 14,27 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Data tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian terbukti mampu menghadapi segala situasi, termasuk pandemi Covid-19. Untuk itu, para petani perlu meningkatkan kualitas hasil panennya untuk terus menjawab kebutuhan pasar.

Itu juga yang menjadikan petani asal Cianjur, Apep, mendorong usahanya di sektor pertanian terus mengalami perkembangan. Pasalnya, masyarakat Indonesia memang membutuhkan hasil panen dari sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sehari-hari.

Berusaha menjawab kebutuhan tersebut, Apep berupaya untuk meningkatkan kualitas hasil panennya. Bahkan, kecintaannya terhadap dunia pertanian membuatnya dengan senang hati meningkatkan kualitas hasil panennya terlepas dari situasi yang dihadapi dunia saat ini.

Apep mengaku, mendapatkan kesenangan tersendiri dari setiap proses bertani, mulai dari penanaman, perawatan, hingga siap panen. Baginya, kebahagiaan tidak hanya didapatkan dari sumber materi.

“Dengan melihat tanamantumbuh subur dan sukses ketika dipanen, saya sudah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Makanya saya tidak fokus pada masalah harga di pasar, yang penting semua jerih payah yang saya lakukan bisa membuat tanaman tumbuh subur,” ujarnya dikanal Youtube CapCapung.

Baca juga: Hijrah Usai Bangkrut Berulang Kali, Kini Sukses Bisnis Kedai Kopi

Terbukti, kecintaannya terhadap tanaman dan jerih payahnya selama ini mampu menghasilkan tanaman sayurnya tumbuh dengan segar. Di lahan pertaniannya tersebut, ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayur, seperti kol, daun bawang, dan sawi.

Selain itu, untuk menjaga kesuburuan tanamannya, ia selalu mengedepankan penggunaan pupuk hayati dan menghindari pupuk kimia. Menurutnya, pupuk hayati atau bio organik dapat menjaga lingkungan, karena pupuk kimia terbilang cukup membahayakan bagi kualitas tanah sebagai media tanam.

“Saya mengalami sendiri setelah dan sebelum menggunakan bio organik. Saat masih menggunakan pupuk kimia, saya hanya mampu menghasilkan 18 karung ketika panen. Tapi ketika beralih ke pupuk hayati kini bisa sampai 34 karung,” jelasnya.

Selain itu, perbedaan lainnya tampak ketika tanaman masuk musim panen. Dengan menggunakan pupuk hayati, ia mengaku dapat menyingkat waktu panen lebih hemat 14 hari dibandingkan dengan pupuk kimia yang biasanya baru bisa dipanen selama waktu 90 hari.

Termasuk dengan bobot tanaman ketika panen, yang biasanya hanya per buah (kol) hanya berbobot satu kilogram. Kini ia bisa mendapatkan hasil per buahnya dengan bobot hingga 2,5 kilogram.

“Perbedaan lainnya juga bisa terlihat dari kehijauan tanaman. Biasanya, tanaman yang menggunakan pupuk bio organik akan lebih hijau cerah. Demikian pula untuk ukuran daun, yang lebih besar dan lebih tebal,” jelasnya.

Apalagi, lanjut dia, banyak keuntungan lain dalam operasional ketika menggunakan pupuk bio organik. Seperti kemudahan dalam perawatan tanaman dan menghemat biaya pengeluaran untuk kebutuhan tanaman.

Sebab, dengan menggunakan satu jenis pupuk bio organik memiliki banyak manfaat bagi tanaman. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan jenis pestisida lain seperti saat menggunakan pupuk kimia.

Jaga Lingkungan dan Kualitas Tanaman

Demi kenyamanan dan kesehatan bagi setiap orang yang mengonsumsi sayuran, menjadi alasan Apep untuk menggunakan pupuk hayati tersebut. Sebab, selain menjual hasil panennya, ia juga mengaku mengonsumsi hasil panen sayurnya bersama keluarga.

Apalagi, penggunaan pestisida yang sudah dianggap sebagai racun bagi tanaman terbilang berbahaya bagi masyarakat yang mengonsumsinya. Apep menuturkan, walaupun pengaplikasian pestisida hanya sekali, tapi sampai pasca panen, tanaman tetap akan memberikan efek yang buruk bagi kesehatan.

“Artinya residu atau efek dari pestisida ini masih ada di sayuran ketika panen, ini yang berbahaya bagi kesehatan ketika dikonsumsi. Saya juga merasa takut, karena efeknya ini merugikan banyak pihak, seperti tanah, tanaman, petani, bahkan pengonsumsinya nanti,” jelas dia.

Baca juga: Berawal dari Hobi, Muslim Asal Boyolali Kini Bisnis Sekolah Murai Batu

Untuk itu, demi menjaga kualitas pertaniannya dalam jangka panjang, Apep berusaha semaksimal mungkin menghindari penggunaan pupuk kimia atau obat tanaman, seperti pestisida.

Sementara untuk pemasaran, Apep mengaku, di sektor pertanian, khususnya jenis tanaman sayur cukup terbilang mudah. Sebab, pada prinsipnya pemasaran untuk sayur ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga banyak pengepul yang mau menampungnya.

“Untuk urusan tidak laku pun saya tidak masalah. Bahkan sayuran ketika anjlok, tapi dengan melihat tanaman saya tumbuh subur saya tetap bahagia, karena pada dasarnya saya memang suka dengan dunia pertanian,” jelasnya.

Menurutnya, seanjlok apa pun harga sayuran di pasar, para petani tetap harus mengedepankan hasil panen dengan kualitas baik. Untuk itu, ia mendorong para petani yang terjun langung ke lahan harus menumbuhkan kecintaannya, sehingga tidak akan kecewa terhadap apa pun yang terjadi di pasar.

“Untuk apa harga di pasaran mahal tapi kualitas jelek, karena ujung-ujungnya tetap tidak laku juga. Untuk menjaga kualitas panen, saya juga mengajak petani untuk bisa beralih dengan menggunakan pupuk hayati yang lebih ramah lingkungan dan memberikan hasil yang memuaskan,” imbuhnya.

(zul)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 25 September 2025
Imsak
04:16
Shubuh
04:26
Dhuhur
11:48
Ashar
14:56
Maghrib
17:51
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan