LANGIT7.ID-, Jakarta- - Hingga kini aksi long march dengan isu Islamophobia masih terus menggema seantero Inggris. Sebuah pesan berantai berisi seruan aksi beredar melalui Whatsapp. Demi keselamatan, warga terutama muslim diminta menghindari area alun-alun kota.
Pesan beratai itu berupa ajakan serta daftar kapan dan dimana aksi anti-imigran maupun anti-muslim akan digelar di sejumlah kota di Inggris.
Meski hingga kini belum dipastikan kebenarannya, namun imbauan untuk tidak keluar rumah telah disampaikan di sejumlah masjid, sejak Jumat pekan lalu. Kemudian imbauan ini pun menyebar melalui media sosial.
“Memang pertama kali muncul pengumuman kewaspadaan pas sholat jumat minggu kemarin itu,” ujar Melyza Perdana, mahasiswa PhD di Nottingham kepada
Langit7, Rabu (7/8/2024).
Baca juga:
Kerusuhan Massal di Inggris, Nottingham dalam Kondisi AmanImbauan tersebut muncul satu hari sebelum ajakan long march pertama kali di Nottingham tersebar, lanjut Mel, sapaan akrabnya.
Bisa dilihat dalam “broadcast” itu sebuah kalimat provokatif tertera. “Aksi pemuda di Rabu malam. Mereka tidak akan berhenti datang sampai anda memberitahu mereka. Tidak ada imigrasi lagi.”
Selain itu tertera kota mana saja yang menjadi tujuan aksi seperti Birmingham, Liverpool, Lincoln, New Castle, Nottingham, Brighton, Bristol, Oxford, dan masih banyak lagi. Sementara area yang menjadi tujuan aksi tersebut, kebanyakan di tempat-tempat pelayanan imigrasi dan penampungan para imigran.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi kerusuhan massal di Inggris sejak beberapa hari belakangan. Hal ini dipicu oleh kebencian dan misinformasi terkait insiden penusukan dengan korban jiwa tiga anak perempuan di Southport, Inggris pekan lalu.
Ketika kerusuhan terus berkecamuk di Inggris, hotel-hotel yang menampung pencari suaka dibakar oleh agitator sayap kanan.
Hotel Holiday Inn Express di Tamworth, di Inggris utara, dibakar. Para perusuh juga berkumpul di dekat hotel Holiday Inn Express yang dulunya menampung para pencari suaka di Rotherham. Kedua kejadian tersebut terjadi pada hari Minggu lalu melansir aljazeera.com, Selasa 6 Juli kemarin.
Protes yang dipimpin oleh kelompok sayap kanan telah meningkat menjadi bentrokan dengan polisi di beberapa kota, ketika gelombang kerusuhan, yang dipicu oleh xenofobia dan informasi yang salah seputar pembunuhan tragis tiga anak perempuan dalam insiden penikaman, melanda seluruh negeri. Sekira 400 orang telah ditangkap.
“Saya jamin Anda akan menyesal mengambil bagian dalam kekacauan ini, baik secara langsung atau mereka yang menyebabkan kekacauan ini secara online,” kata Perdana Menteri Keir Starmer dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu.
Dia menyebut kerusuhan tersebut sebagai “premanisme ilegal terorganisir” yang dilakukan oleh minoritas warga Inggris.
(ori)