LANGIT7.ID-, Jakarta- - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah kisah klasik tentang kekuatan prasangka baik kembali mencuri perhatian. Ustadz Adi Hidayat, seorang ulama terkenal, membagikan cerita menarik ini yang mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebaikan dan transformasi spiritual.
Alkisah, pada suatu malam, sekelompok perampok mendatangi rumah seorang pria saleh. Namun, alih-alih ketakutan, sang pemilik rumah justru menyambut mereka dengan hangat, mengira mereka adalah mujahid fisabilillah (pejuang di jalan Allah). Tanpa rasa curiga, ia mempersilakan para "tamu" masuk dan memperlakukan mereka dengan penuh hormat.
"Ahlan wasahlan mujahid, masya allah silahkan masuk," ujar sang tuan rumah dengan ramah, tidak menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan perampok.
Ketulusan hati pria ini tergambar jelas ketika ia meminta para "mujahid" untuk berwudhu sebelum beristirahat. Tanpa disadari para perampok, air wudhu mereka ditampung dalam sebuah bejana. Air ini kemudian digunakan untuk memandikan putra sang tuan rumah yang lumpuh.
Kisah ini menjadi semakin menarik ketika para perampok kembali beberapa pekan kemudian. Mereka terkejut mendapati anak yang sebelumnya lumpuh kini mampu membuka pintu. Keluarga tersebut, masih dengan ketulusan hati, mengatakan bahwa kesembuhan sang anak adalah berkat "jihad" para tamu.
"Mendengar penjelasan bahwa air wudhu merekalah yang menjadi penyebab kesembuhan sang anak, para perampok tersungkur dan menangis. Mereka akhirnya mengaku bahwa mereka sebenarnya adalah perampok, bukan mujahid. Momen ini menjadi titik balik bagi mereka untuk bertobat dan meninggalkan jalan kejahatan," ujar Ustadz Adi, dikutip Jumat (9/8/2024).
Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan prasangka baik dan bagaimana ia dapat mengubah hati dan pikiran seseorang. Dalam dunia yang sering dipenuhi dengan kecurigaan dan prasangka buruk, cerita ini menjadi pengingat akan pentingnya melihat kebaikan dalam diri orang lain.
Lebih dari sekadar cerita inspiratif, kisah ini juga mengandung pesan spiritual yang mendalam. Ia menunjukkan bagaimana ketulusan hati dan kepercayaan kepada Tuhan dapat membawa keajaiban dalam hidup. Kesembuhan anak yang lumpuh bukan hanya menjadi bukti kekuatan iman, tetapi juga menjadi sarana hidayah bagi para perampok.
Meskipun berasal dari masa lalu, relevansi kisah ini tetap kuat di masa kini. Di tengah maraknya berita negatif dan konflik sosial, cerita semacam ini memberikan harapan dan inspirasi. Ia menunjukkan bahwa perubahan positif dapat terjadi bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil.
Bagi mereka yang mencari inspirasi atau ingin memperbaiki cara pandang terhadap sesama, kisah ini bisa menjadi titik awal yang baik. Ia mengajarkan bahwa kadang-kadang, sikap baik dan prasangka positif bisa menjadi kunci untuk membuka pintu keajaiban dan perubahan dalam hidup.
(lam)