LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pondok Pesantren (Ponpes) Modern An-Najah Cindai Alus Putra, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan memanfaatkan lahan wakaf untuk budidaya pisang Cavendish. Pemanfaatan ini sejalan dengan Program Inkubasi Wakaf Produktif.
Menurut pengasuh Ponpes An Anajah, Kiai Zuhairy Ahmad, usaha budidaya pisang cavendish di pesantren ini sudah berjalan cukup baik. Meski demikian, pesantren masih memerlukan dukungan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran.
"Kami sedang berikhtiar untuk membeli mesin ripening agar proses pematangan pisang bisa lebih merata dan kualitasnya terjaga," ungkapnya saat menerima kunjungan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Ghafur, Sabtu (24/8/2024).
Baca juga:
Program Sekolah Bisnis Pesantren Upaya Pemberdayaan MasyarakatKunjungan ini bertujuan mendampingi pelaksanaan Inkubasi Wakaf Produktif (IWP) untuk mendukung ekonomi pesantren melalui pemanfaatan aset wakaf.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kalimantan Selatan, Fadli Mansyur menyampaikan, terdapat 101 tanah wakaf produktif di wilayahnya yang sedang diinput ke dalam web siwak.kemenag.go.id. Ia berharap, kehadiran Kemenag dapat memotivasi pengurus wakaf di tingkat wilayah untuk lebih aktif mengembangkan komunikasi dan kolaborasi terkait wakaf produktif.
Kunjungan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf juga dimanfaatkan untuk membahas berbagai langkah strategis untuk pengembangan budidaya pisang Cavendish di Ponpes An-Najah. Pembahasan mulai dari pembuatan video pemasaran, pelatihan marketing, hinga peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Koordinasi dengan Penyelenggara Haji dan Umrah di Kalimantan Selatan terkait konsumsi pisang cavendish juga menjadi salah satu agenda yang akan diwujudkan,” sebutnya.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono menekankan pentingnya optimalisasi aset wakaf di Kalimantan Selatan. "Profiling aset wakaf yang sudah produktif dan yang belum harus segera dibuat, agar kita bisa menyusun strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensinya," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan perlunya kolaborasi intensif antara Ponpes An-Najah dengan berbagai pihak, termasuk perbankan, investor, atau wakaf berbasis proyek untuk pengembangan usaha budidaya pisang cavendish di pesantren tersebut.
Dalam kunjungan ini, Waryono menyoroti kebutuhan pesantren pada mesin ripening senilai Rp150 juta yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi pisang dan memperluas pasar. "Nazir harus aktif berkomunikasi dan berkoordinasi untuk membantu memenuhi kebutuhan mesin ripening," tegasnya
(ori)